SEXTORTION atau pemerasan via webcam adalah contoh kejahatan digital terorganisir. Penelitian menunjukkan, pemerasan jenis ini meningkat selama pandemi COVID-19.
Istilah sextortion adalah kombinasi dari sexual dan extortion atau pemerasan yang digunakan untuk menggambarkan ketika korban didorong untuk melakukan tindakan seksual dari jarak jauh, di depan webcam mereka, kemudian direkam.
Baca Juga:

Rekaman dan foto digital ini kemudian digunakan untuk memeras individu. Pemeras mengancam untuk mempublikasikan materi secara daring dan mengirim ke keluarga, teman, serta rekan kerja, kecuali korban mau membayar.
"Korban kelihatannya dihubungi tiba-tiba oleh 'pemikat'. Pemikat akan menargetkan individu melalui aplikasi kencan dan situs pornografi, dan melalui platform media sosial yang digunakan banyak orang," jelas professor psikologi Coral Dando, PhD dari University of Westminster, London, Inggris.
Dia menambahkan, mereka mungkin penipu yang menggunakan identitas palsu dan menyamar sebagai orang lain (biasanya muda, cantik, tampan dan/atau kaya), dan menjangkau via daring untuk mengirim pesan massal ke banyak calon korban.
"Isi dan gaya pesan jenis sexting dirancang untuk memikat individu. Ketika penerima merespons, percakapan digital dengan sangat cepat menjadi genit dan menggairahkan secara seksual, dan bahkan terkadang terasa seperti hubungan atau persahabatan," tulis Dando dalam artikelnya di Psychology Today.
Menurutnya, kepercayaan akan dibangun dengan cepat, dan dalam kegembiraan saat korban dibebaskan untuk melakukan tindakan seks atau mengirim foto seksual.
Sextortion unik karena tidak seperti bentuk kejahatan seksual lainnya, korban dan pelaku tidak pernah berinteraksi secara luring, sehingga tidak ada kontak tatap muka secara langsung.
Jika kamu menjadi korban pemerasan, panduannya sangat jelas:
1) Jangan bayar
2) Simpan bukti, ambil tangkapan layar. Simpan pesan dan gambar. Kumpulkan tautan URL ke tempat informasi dibagikan secara daring
3) Laporkan ke perusahaan media sosial jika komunikasi terjadi di platform tersebut
4) Laporkan ke penyedia layanan internet
5) Blokir semua komunikasi dengan orang yang menargetkan kamu
Baca Juga:

Namun, sebaiknya hindari menjadi korban sejak awal. Ada beberapa aturan praktis sederhana yang bila dikombinasikan dengan kesadaran diri tentang suasana hati. Misalnya, akan membantu mencegah kamu menjadi mangsa, yaitu:
1) Jangan terlalu banyak berbagi dan mem-posting terlalu banyak informasi pribadi secara daring
2) Gunakan semua pengaturan privasi media sosialmu
3) Gunakan nama panggilan di situs kencan
4) Jangan pernah menerima teman yang tidak dikenal di media sosial
5) Tutup kamera web kamu
6) Jangan mengklik tautan atau mengunduh file sembarangan
Komunikasi digital yang aman
Sextortion terus meningkat karena komunikasi digital bersifat anonim dan aman. "Individu sering melaporkan merasa seperti orang yang berbeda, dan karena itu mereka berperilaku berbeda. Pemerasan daring mengurangi keterikatan perilaku. Karena itulah hubungan yang berlangsung daring sering kali dilakukan dengan merahasiakan identitas," Dando menjelaskan.
Menurutnya, perilaku beracun seperti perundungan daring dan perilaku seksual fantasi yang tidak akan dilakukan oleh banyak individu selama hubungan tatap muka luring pun kemudian dengan bebas terjadi secara daring.
Laki-laki memiliki risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan untuk menjadi korban pemerasan, tetapi laki-laki juga paling sering menjadi pelaku. Penelitian terbaru menunjukkan, laki-laki lebih sering menjadi korban karena mereka cenderung menjadi sasaran lebih pasti karena menghabiskan lebih banyak waktu daring.
Selain itu, memiliki perbedaan gender dalam membangun identitas daring juga dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi menjadi korban sextortion untuk laki-laki. Beberapa perbedaan etnis juga muncul. Misalnya, kulit hitam dan perempuan asli Amerika ditemukan menjadi korban pemerasan lebih sering selama pandemi daripada kelompok lain, begitu pula individu LGBTQ serta remaja.
Meskipun ada peningkatan laporan pemerasan selama beberapa tahun terakhir, ini sangat mungkin merupakan kejahatan yang tidak dilaporkan. Namun, polisi dan organisasi korban sextortion mendesak agar melapor dan jangan membayar pemeras. (aru)
Baca Juga: