MerahPutih.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT terkait lainnya pada 10—13 November 2022 belangsung di Phnom Penh, Kamboja.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, sesi Retreat KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN akan membahas masalah1 dan hubungan ASEAN dengan pihak luar, termasuk tantangan eksternal yang dihadapi oleh ASEAN.
Baca Juga:
Tekanan Anyar ASEAN Pada Myanmar
"Pada sesi pleno, KTT akan membahas mengenai penguatan kapasitas institusi dan efektivitas ASEAN, ujar Retno Marsudi dalam keterangan di Phnom Penh, Kamboja, Kamis.
Diharapkan para pemimpin ASEAN dapat mengambil sikap dan langkah dalam merespons situasi di Myanmar terutama tidak adanya komitmen dari militer Myanmar dalam menindaklanjuti Konsensus Lima Poin, katanya.
Retno mengatakan, ASEAN sudah mengambil upaya ekstra. Hasil upaya ini hanya akan terlihat hasilnya jika ada komitmen militer Myanmar untuk menindaklanjuti Konsensus Lima Poin.
Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
"Bola sepenuhnya ada di tangan militer Myanmar. Terlepas dari kekecewaan ASEAN terhadap tidak adanya kemajuan tindak lanjut Konsensus Lima Poin oleh militer Myanmar saya yakin ASEAN akan tetap memberikan prioritas untuk membantu rakyat Myanmar termasuk melalui bantuan kemanusiaan," katanya.
Ia menegaskan, situasi Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN. Untuk mempersiapkan Retreat para pemimpin ASEAN yang akan membahas isu Myanmar pada tanggal 11 November, para Menlu ASEAN akan bertemu lagi pada 10 November ini guna membahas rekomendasi.
Pertemuan para menlu ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan khusus yang diselenggarakan Sekretariat ASEAN Jakarta pada 27 Oktober lalu,
Baca Juga:
Menlu ASEAN Kumpul di Jakarta Bahas Myanmar