SEBAGAI digital native atau generasi nan lahir lalu tumbuh kembang di era digital, penggunaan perangkat ponsel pintar jadi kebutuhan esensial.
Dari situ semua aktivitas harian lahir, termasuk membuat dokumentasi kehidupan harian tiap hari di sosial media. Dari sebatas komentar atas peristiwa viral hingga membuat kolase foto atau video a day in my life.
Baca juga:
Jika bagi beberapa generasi milenial atau boomers hal tersebut dianggap tidak penting, justru bagi generasi Z tak lain digital native berkegiatan harian di media sosial sangat penting untuk membangun personal branding.
Sejatinya para pengguna media sosial, seturut Public Relation and Community Manager The Body Shop, Ratu Ommaya, disarankan membangun jejak digital untuk mengembangkan karier.

"Sosial media bisa digunakan untuk membangun karir dan mengembangkan jaringan," tuturnya dalam Webinar Personal Branding, Make Your Self Stand Out, Sabtu (26/3).
Sebagai profesional berkecimpung dengan sosial media dan influencer, perempuan akrab disapa Maya tersebut berbagi tips untuk membangun personal branding dengan memanfaatkan sosial media.
Kunci penting keberhasilan personal branding dengan menentukan tujuan. Namun, tidak perlu terlalu kaku pada tujuan tersebut. Tujuan bisa berubah seiring perkembamgan zaman.
"Dunia kita jalani cepat banget. Bukan lagi dinamis tapi agile. Sah-sah saja kalau tujuan hidup kita bisa berubah," terangnya.

Dahulu, medium banyak orang untuk mencari pekerjaan dan membangun karir dengan memanfaatkan CV dan portofolio.
Namun dengan sosial media, semua jadi berbeda. Di sosial media, kita enggak cuma nulis pengalaman kerja tapi juga menuangkan kreativitas dan keahlian secara visualisasi. "Ada banyak warna bisa ditampilkan di sosial media layaknya lukisan," ucapnya.
Tiap orang boleh saja mengidolakan seorang influencer. Namun bukan berarti harus mengikuti semua hal tentang mereka termasuk stylenya.
"Hanya karena kita mengidolakan Rachel Goddard bukan berarti kita harus review produk kecantikan dengan gaya kocak. Inspirasi boleh diambil, tapi jangan meniru," tegasnya.

Ketika membangun karakter diri, kamu bisa jadi the next influencer dan lebih keren daripada influencer idolamu.
Punya satu kebiasaan harus ditekuni. Fokus pada satu hal paling digemari. "You have to be the best on it," ucapnya. Dengan demikian, orang akan melihat kita dengan nilai berbeda.
Melihat karakter influencer tertentu begitu disukai audiens, banyak orang pun memaksakan diri untuk mengikuti mereka.
Baca juga:
"Jangan mengikuti orang karena terkenal tapi enggak sesuai karakter. Harus senatural mungkin tapi tidak melanggar prinsip," jelasnya.
Tiap orang harus bisa menjaga tindakan di sosial media. Jangan membuat kegaduhan dengan statement tidak bisa kita pertanggungjawabkan. "Jangan buat statement kita enggak terlalu paham tapi ternyata ada unsur politik, SARA, tapi akhirnya salah," tukasnya.
Setelah menentukan citra diri dan konten hendak diangkat di sosial media, harus dilakukan secara konsisten. "Kalo sukanya anime, terus saja buat anime. Jangan ganti-ganti. Yang lain boleh mengikuti tapi cuma bumbu-bumbu aja," jelasnya. (Avia)
Baca juga:
Tampil Outstanding di Dunia Kerja dan di Sosial Media lewat Personal Branding