Sering Dianggap Sama, Stunting dan Pendek Ternyata Berbeda

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 05 Agustus 2020
Sering Dianggap Sama, Stunting dan Pendek Ternyata Berbeda
Ada beberapa perbedaan dari segi tertentu. (Foto: Unsplash Ben Wicks)

SEBAGIAN orang menganggap stunting dan pendek adalah hal sama. Hal ini dikarenakan sama-sama identik dengan tubuh yang tidak tinggi. Kedua kondisi tubuh ini nyatanya beda. Perbedaan tersebut juga akan memengaruhi cara menanganinya.

Seorang anak dikatakan memiliki gizi baik ketika tinggi badan sesuai dengan berat badannya, atau tinggi badan setara dengan usianya. Mengutip laman Hellosehat, berikut perbedaan stunting dan pendek:

Baca juga:

Manfaat Weighted Blanket untuk Kesehatan Mental

1. Dari segi penyebab

Anak bertubuh pendek biasanya disebabkan karena faktor genetik. (Foto: Unsplash/Markus Spiske)

Menurut Kementrian Kesehatan RI, stunting adalah suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umur.

Sederhananya, stunting adalah kondisi anak yang mengalami gangguan sehingga tubuhnya lebih pendek dari sebagaimana mestinya.

Tidak hanya asupan gizi, stunting juga disebabkan oleh adanya penyakit infeksi berulang dan berat badan lahir rendah (BBLR). Ibu hamil yang tidak memperhatikan asupan gizi akan berisiko pada pertumbuhan si anak, sehingga menyebabkan stunting.

Sementara anak dengan tubuh pendek biasanya tidak disebabkan oleh asupan gizi, penyakit infeksi, dan BBLR. Faktor penyebabnya adalah genetik alias keturunan dari orang tua yang juga bertubuh pendek. Pasalnya, tubuh pendek menjadi ciri yang paling mudah diturunkan dari orang tua ke anak.

2. Gejala dan kondisi

Stunting sebenarnya sudah terhambat sejak dulu. (Foto Unsplash Ben White)

Jika dilihat dari segi fisik, sekilas tidak ada perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan sama-sama membuat ukuran tinggi badan cenderung berada di bawah rata-rata, bahkan susah bertambah tinggi. Namun jika dilakukan pemeriksaan, tumbuh kembang anak yang mengalami stunting sebenarnya sudah terhambat sejak dulu.

Ada beberapa gejala yang menandakan stunting, seperti berat badan rendah, mengalami hambatan pertumbuhan tulang, anak gampang terkena penyakit infeksi, dan tinggi badan tidak setara dengan teman-teman seusianya.

Sedangkan anak bertubuh pendek biasa, hanya akan bertubuh pendek. Namun, berat badannya tidak selalu rendah, bahkan bisa saja lebih.

Baca juga:

Memulai Berkebun untuk Mengobati Anxiety

3. Dampak jangka panjang

Dampak jangka panjang stunting adalah berujung pada risiko postur pertumbuhan anak tidak optimal saat dewasa. (Foto: Unsplash Gabriel Baranski)

Berdasarkan Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan dari Kemenkes RI, stunting bisa menimbulkan dampak jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, anak menjadi mudah sakit, serta perkembang kognitif, motorik, dan verbalnya kurang optimal. Sedangkan jangka panjangnya, stunting dapat berujung pada risiko postur pertumbuhan anak tidak optimal saat dewasa.

Umumnya, anak yang bertubuh pendek tidak terganggu kemampuan otaknya. Anak yang tubuhnya pendek biasa, dampak jangka panjangnya hanya akan membuat tinggi badan anak tidak setara dengan teman-temannya. Meski memiliki risiko masalah kesehatan tertentu, tidak berpengaruh pada penurunan kemampuan kognitifnya.

4. Penanganan

Orang tua dianjurkan memberikan ASI pada anak yang mengalami stunting. (Foto Unsplash Ashton Bingham)

Pada anak tubuh pendek biasa, tidak ada upaya khusus yang perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh anak yang pendek ini pada dasarnya tidak berbahaya atau mengancam kesehatannya.

Saat anak mengalami stunting dan terdeteksi sejak dini, orang tua dianjurkan untuk menerapkan pola asuh yang tepat. Seperti pemberian ASI eksklusif selama enam bulan penuh dan makanan pendamping ASI. (and)

Baca juga:

Tidur Bisa Buat Badan Kamu Ideal

#Kesehatan #Tubuh Ideal
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan