MerahPutih.com - TransJakarta tengah menjadi sorotan karena serentetan kecelakaan dalam waktu berdekatan. Selama setahun ini, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta bahkan mencatat ada 248 insiden kecelakaan armada TransJakarta.
Ketua SPTJ Jan Oratmangun menyampaikan, pihaknya sangat prihatin dengan banyaknya kecelakaan tersebut. Untuk itu, pihaknya meminta untuk segera melakukan evaluasi sistem di TransJakarta.
“Serikat pekerja menilai kualitas layanan menurun. Ini adalah dampak dari diberlakukannya berbagai kebijakan yang lebih mengutamakan profit oriented dibandingkan pemberdayaan sumber daya manusianya,” kata Jan.
Baca Juga:
Sopir TransJakarta Tabrak Pos Polisi Jadi Tersangka, Terancam 1 Tahun Penjara
"Dari kebijakan profit oriented ini terjadilah sub kebijakan efisiensi anggaran di tingkat lapangan. Kebijakan efisiensi ini menurut kami adalah kebijakan salah kaprah. Beberapa contoh yang bisa jadi perhatian dari kejadian ini adalah dengan tidak adanya lagi petugas di dalam bus yang seharusnya bisa menjadi pengingat bagi pramudi demi memastikan keamanan dan kenyamanan pelanggan di dalam bus," kata Jan.
Menurut Jan, aturan salah kaprah lainnya adalah fungsi kontrol TransJakarta sebagai regulator tidak berjalan dengan baik. Fungsi kontrol operasional yang tadinya dilakukan oleh petugas pengendalian di setiap koridor/rute dengan skema tiga orang petugas pengendali, saat ini dikerucutkan hingga hanya satu orang di setiap koridor.
Sehingga, kata dia, pengawasan terhadap perilaku mengemudi di koridor untuk menerapakan standar pelayanan minimum menjadi lemah.
“Kembalikan fungsi dan marwah TransJakarta ke hakekatnya transportasi publik yang benar-benar menerapkan standar pelayanan minimum (SPM) yang tentu berbasis padat karya untuk menyerap tenaga kerja, bukan berbasis padat teknologi,” pintanya.
Baca Juga:
Siap-siap Direksi TransJakarta Diduga Nonton Hiburan Belly Dance Terima Sanksi
Jan juga meminta peningkatan kualitas layanan sesuai standar SPM dengan menempatkan lagi PLB di dalam bus agar kualitas layanan menjadi baik dan masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi menggunakan transportasi publik.
“Selain itu, perlu dikuatkan kembali fungsi kontrol dan pengawasan TransJakarta sebagai regulator terhadap operator. Bagaimana masyarakat mau naik TransJakarta kalau kualitas layanan buruk, tidak aman, dan tidak nyaman. Boleh lakukan efesiaensi dan mengunakan sistem, tetapi jangan salah kapra dan mengabaikan keselamatan,” pungkasnya.
Untuk itu, serikat pekerja meminta pertemuan bipartit semua serikat yang ada di TransJakarta dengan manajemen untuk membahas kinerja dan perbaikan di perusahaan. (Asp)
Baca Juga:
Bus TransJakarta Kecelakaan Lagi, Kali Ini Memakan Korban Penyeberang Jalan