Konflik Suriah
Serangan Udara Militer Irak Gempur Kelompok ISIS di Wilayah Suriah
MerahPutih.Com - Pasukan militer Irak terus mendesak kelompok ISIS di wilayah Suriah. Serangan udara Irak menyasar sisa-sisa pejuang ISIS yang memanfaatkan sejumlah kawasan di Suriah sebagai basis pertahanannya.
Dalam keterangan kepada awak media, Kamis (7/6) juru bicara militer Irak menyatakan pesawat tempur F-16 menghancurkan bangunan tempat anggota ISIS bertahan.
Kelompok ISIS yang sebelumnya sempat menguasai hampir sepertiga wilayah Irak, kini semakin terdesak. Meski demikian, ISIS tetap menjadi ancaman serius bagi Irak dari daerah perbatasan dengan Suriah.
"Pesawat tempur F-16 Irak melakukan serangan pada Kamis pagi ini terhadap pusat komando dan pengendalian, yang berisi pemimpin dan petempur kelompok teroris Daesh (ISIS) di Hajin di wilayah Suriah," kata pernyataan militer Irak sebagaimana dilansir Antara dari Reuters.
Angkatan udara Irak melakukan beberapa serangan udara terhadap ISIS di Suriah sejak tahun lalu, dengan persetujuan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok teroris ISIS.
Irak memiliki hubungan baik dengan Iran dan Rusia, pendukung utama Bashar dalam perang sipil Suriah, sementara juga menikmati dukungan kuat dari koalisi pimpinan AS.
Perdana Menteri Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan akhir atas kelompok ISIS pada bulan Desember tetapi sisa-sisa pejuang garis keras itu masih beroperasi dari basis pertahanan di sepanjang perbatasan dengan Suriah. Kelompok ISIS juga terus melakukan penyergapan, pembunuhan dan pemboman di seluruh Irak.
Kelompok ISIS menggunakan siasat gerilya sejak meninggalkan tujuannya mempertahankan wilayah itu dan menciptakan khalifah mandiri dengan wilayah melintasi Irak dan Suriah.
Terdesaknya ISIS akibat gempuran pesawat F-16 Irak makin melengkapi kekalahan kelompok tersebut setelah sebelumnya Amerika Serikat juga melakukan serangan udara terhadap kota Bani Walid, Libya yang menewaskan empat anggota ISIS.
Serangan tersebut dilakukan dalam koordinasi dengan pemerintah, yang diakui secara internasional di Tripoli, demikian pernyataan Komando Afrika AS pada Kamis (7/6).
"Pada saat ini, kami menaksir tidak ada warga tewas dalam serangan itu," kata pernyataan tersebut. Tidak ada keterangan tentang jatidiri yang disasar.
Foto dibagikan oleh sumber setempat di Bani Walid menunjukkan sebuah kendaraan serba putih, yang katanya ditembak dalam serangan tersebut. Kendaraan itu melaju dengan darah serta atap dan salah satu sisi mobil sudah hancur.
Salah satu yang tewas dalam serangan tersebut adalah Abd al-Aati Ashtaiwy, warga negara Libya, yang telah melakukan perjalanan ke Suriah dan sebelumnya berbasis di Sirte, yang dikendalikan ISIS pada 2015-2016, kata sumber Bani Walid dan laporan setempat.
Amerika Serikat memberikan dukungan udara kepada pasukan Libya yang mengusir ISIS dari Sirte pada 2016, dan terus melancarkan serangan sesekali terhadap militan yang dicurigai di Libya sejak akhir kampanye itu.
Sebagaimana diketahui, Bani Walid berjarak sekitar 150 kilometer arah selatan Tripoli.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Intervensi Rusia Dalam Pilpres AS, Pengacara Ungkap Trump Bisa Ampuni Dirinya Sendiri