Sepi Pengunjung, Pengemis Klenteng Gantungkan Nasibnya di Pohon Sianto

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Rabu, 11 Januari 2017
Sepi Pengunjung, Pengemis Klenteng Gantungkan Nasibnya di Pohon Sianto
Pohon dewadaru sang pembawa keberuntungan di Klenteng Tanjung Kait (MP/Widi Hatmoko)

Pohon dewadaru sianto atau pohon sianto di pojok sebelah kanan bangunan utama Klenteng Tjoe Soe Kong Tanjung Kait ternyata juga menjadi harapan para pengemis yang mengais rezeki di sekitar klenteng tersebut.

Sambil menunggu para tamu yang datang untuk bersembahyang di klenteng, para pengemis ini duduk-duduk di bawah pohon sianto yang dipercaya bisa membawa keberuntungan. Dengan harapan akan kejatuhan buah atau daun dari pohon tersebut, dan mendapatkan keberuntungan mengubah nasibnya.

Peh Gentong (70), salah seorang pengelola Tjoe Soe Kong mengaku, hampir setiap hari ada saja pengemis yang datang di klenteng tersebut. Pengemis yang biasa mengais rezeki di klenteng ini, selain ada yang warga setempat, juga dari daerah sekitar Tangerang, seperti Serang bahkan dari Brebes Jawa Tengah. Menurut Peh Gentong, awalnya para pengemis ini datang saat perayaan Imlek.

Buah dewadaru sianto yang dipercaya membawa keberuntungan. (MP/Widi Hatmoko)

"Setiap hari ada aja pengemis yang datang, paling ya duduk-duduk di situ (bawah pohon dewadaru sianto-red). Awalnya, mereka datang itu pas Imlek, tapi tau-tau setiap hari ada. Pagi datang, sore pulang," ujar Peh Gentong kepada merahputih.com.

Karena sepinya pengunjung di Klenteng Tjoe Soe Kong saat ini, terkadang jumlah pengemis lebih banyak dari pengunjung. Nenek Rumi (75), salah seorang pengemis yang hampir setiap hari mengais rezeki di Klenteng Tjoe Soe Kong mengaku, meskipun usianya sudah renta masih ingin mendapatkan keberuntungan dari pohon sianto tersebut.

"Di rumah enggak ada kerjaan, jadi ke sini aja. Kan suka ada tamu yang sembahyang, terus nagsih uang. Kalau enggak ada, ya di sini aja, cari keberuntungan," katanya.

#Klenteng Tjoe Soe Kong #Imlek #Pengemis
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan