MASYARAKAT Jawa memiliki tradisi turun temurun untuk memohon keselamatan bagi bayi. Tradisi bernama Upacara Sepasaran tersebut biasanya dilakukan pada hari ke-5 kelahiran bayi. Upacara ini dilakukan setelah waktu maghrib dan dihadiri oleh bayi, ibu, bapak, dan keluarga terdekat sang bayi.
Menurut laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Upacara Sepasaran biasanya ada menu makanan wajib yang disediakan. Untuk golongan bangsawan, terdapat bubur lima macam, jajan pasar, dan nasi tumpeng gudangan.
Baca Juga:
Ragam Budaya pada Prosesi Upacara Bayi dan Kematian di Indonesia
Sementara untuk rakyat biasa makanan yang disediakan ialah sego tumpeng janganan, jenang abang putih, jenang baro-baro dan jajan pasar. Selain itu, terdapat makanan pantangan yang tak boleh hadir di Upacara Sepasaran, yakni sambal, sayur bersantan, telur, ikan tawar dan telur asin.

Sepasar adalah perhitungan waktu Jawa yang lamanya lima hari. Maka dari itu, tradisi ini dilakukan ketika usia bayi memasuki lima hari. Beberapa orang melakukan tradisi ini setelah tali pusat bayi putus yang biasanya juga tetap terjadi di hari ke-5. Maka dari itu, Sepasaran juga disebut dengan istilah lain, yakni Puputan atau Cuplak Puser.
Sebenarnya waktu untuk menyelenggarakan upacara ini bisa tidak pasti. Sebab semuanya bergantung pada berapa lama tali pusar bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar bisa lepas sebelum atau sesudah seminggu setelah kelahiran, maka dari itu orang tua bayi harus siap mengadakan upacara ini kapanpun.
Baca Juga:
Selain itu, tradisi ini diselenggarakan dengan mengadakan Kenduri atau Selamatan yang mengundang kerabat dan tetangga di sekitar rumah. Ibu-ibu akan menunggu bayi di dalam rumah, sementara bapak-bapak yang hadir juga berkumpul di dalam dan di halaman rumah untuk ikut berbahagia pada upacara ini.

Sebagian masyarakat Jawa juga tidak mengadakan Upacara Sepasaran dengan meriah. Namun, biasanya kemeriahan terbesar terjadi saat Upacara Selapanan. Upacara ini menandakan bahwa usia bayi sudah memasuki 35 hari. Upacara Selapanan juga berhubungan dengan weton sang bayi.
Pemberian nama untuk bayi umumnya diberikan di Upacara Sepasaran. Namun, jika belum dilakukan, pemberian nama biasanya akan diberikan oleh orang tua bayi pada waktu Upacara Selapanan. (ikh)
Baca Juga: