Tradisi

Sepasaran, Tradisi Jawa untuk Menyambut Kelahiran Bayi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 09 Januari 2023
Sepasaran, Tradisi Jawa untuk Menyambut Kelahiran Bayi
Sepasaran dilakukan di hari ke-5 kelahiran bayi. (Foto: Unsplash/Christian Bowen)

MASYARAKAT Jawa memiliki tradisi turun temurun untuk memohon keselamatan bagi bayi. Tradisi bernama Upacara Sepasaran tersebut biasanya dilakukan pada hari ke-5 kelahiran bayi. Upacara ini dilakukan setelah waktu maghrib dan dihadiri oleh bayi, ibu, bapak, dan keluarga terdekat sang bayi.

Menurut laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam Upacara Sepasaran biasanya ada menu makanan wajib yang disediakan. Untuk golongan bangsawan,
terdapat bubur lima macam, jajan pasar, dan nasi tumpeng gudangan.

Baca Juga:

Ragam Budaya pada Prosesi Upacara Bayi dan Kematian di Indonesia

Sementara untuk rakyat biasa makanan yang disediakan ialah sego tumpeng janganan, jenang abang putih, jenang baro-baro dan jajan pasar. Selain itu, terdapat makanan pantangan yang tak boleh hadir di Upacara Sepasaran, yakni sambal, sayur bersantan, telur, ikan tawar dan telur asin.

Terdapat menu makanan wajib dihadirkan pada Upacara Sepasaran. (Foto: Unsplash/Nathan Dumlao)

Sepasar adalah perhitungan waktu Jawa yang lamanya lima hari. Maka dari itu, tradisi ini dilakukan ketika usia bayi memasuki lima hari. Beberapa orang melakukan tradisi ini setelah tali pusat bayi putus yang biasanya juga tetap terjadi di hari ke-5. Maka dari itu, Sepasaran juga disebut dengan istilah lain, yakni Puputan atau Cuplak Puser.

Sebenarnya waktu untuk menyelenggarakan upacara ini bisa tidak pasti. Sebab semuanya bergantung pada berapa lama tali pusar bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar
bisa lepas sebelum atau sesudah seminggu setelah kelahiran, maka dari itu orang tua bayi harus siap mengadakan upacara ini kapanpun.

Baca Juga:

Ragam Hajatan Tradisi Orang Bali Menyambut Bayi

Selain itu, tradisi ini diselenggarakan dengan mengadakan Kenduri atau Selamatan yang mengundang kerabat dan tetangga di sekitar rumah. Ibu-ibu akan menunggu bayi di dalam rumah, sementara bapak-bapak yang hadir juga berkumpul di dalam dan di halaman rumah untuk ikut berbahagia pada upacara ini.

Nama bayi diberikan saat Sepasaran. (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Sebagian masyarakat Jawa juga tidak mengadakan Upacara Sepasaran dengan meriah. Namun, biasanya kemeriahan terbesar terjadi saat Upacara Selapanan. Upacara ini menandakan bahwa usia bayi sudah memasuki 35 hari. Upacara Selapanan juga berhubungan dengan weton sang bayi.

Pemberian nama untuk bayi umumnya diberikan di Upacara Sepasaran. Namun, jika belum dilakukan, pemberian nama biasanya akan diberikan oleh orang tua bayi pada waktu Upacara Selapanan. (ikh)

Baca Juga:

Bubur Merah Putih Sambut Kelahiran Bayi

#Lipsus Januari 2023 Budaya Indonesia #Tradisi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan