AKSI memukau Daniel Craig di No Time to Die tampaknya membayar penantian 18 bulan penonton. Terbukti, waralaba James Bond ke-25 ini mampu meraup pendapatan global sebesar USD 119 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun dari 54 negara pada pekan pembukaannya.
Mengutip laman Variety, No Time to Die berhasil meraih lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun tanpa merilis film tersebut di Tiongkok. Seperti yang diketahui, Tiongkok merupakan pasar film terbesar di dunia. Menurunnya angka penonton di AS akibat COVID-19 ternyata tidak memengaruhi No Time to Die.
Film garapan sutradara Cary Fukunaga ini dikabarkan menghabiskan dana USD 250 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun untuk biaya produksi, dan USD 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun untuk promosi dalam skala global. Mengingat pada pembukaannya mencapai USD 119 juta, angka ini masih akan terus bertambah dan disebut-sebut bisa melampaui batas produksi.
Baca juga:
Kembali Beraksi, Simak 5 Fakta Menarik 'James Bond: No Time to Die'

Di Rusia, No Time to Die meraup USD 25,6 juta atau sekitar Rp 365 miliar dalam sepekan penyangannya. Sementara, di 21 negara termasuk Inggris Raya dan Jerman, film yang tayang 29 Oktober ini meraih USD 14,7 juta atau sekitar Rp 209 miliar dan USD 2,9 juta atau sekitar Rp 41 miliar di Hong Kong.
Platform Imax juga menyumbang USD 6,8 juta atau sekitar Rp 97 miliar dalam penjualan tiket No Time to Die dari 284 layar.
Baca juga:
Penjualan tiket untuk No Time to Die pun cukup memuaskan karena sejauh ini, sebanding dengan penjualan tiket di Spectre (2015) yang meraih USD 123 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun dan Skyfall (2012) yang meraih pendapatan USD 109 atau sekitar Rp 1,5 triliun.
No Time do Die juga akan rilis di beberapa negara seperti Prancis pada 6 Oktober, Rusia pada 7 Oktober, dan Amerika Utara pada 8 Oktober.
kan rilis pada April 2020, namun karena pandemi COVID-19, sempat ditunda beberapa kali. No Time to Die dibintangi oleh Daniel Craig, Rami Malek, Lea Seydoux, Naomie Harris, Ana de Armas, hingga Lashana Lynch. (and)
Baca juga: