Teknologi

Selamatkan Jutaan Hewan Telantar Melalui Aplikasi Ini

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 12 Juli 2019
Selamatkan Jutaan Hewan Telantar Melalui Aplikasi Ini
Jutaan hewan terlantar dapat diselamatkan melalui aplikasi (Foto: Pexels/Pixabay)

SEMAKIN banyak jumlah populasi hewan terlantar saat ini. Terutama hewan seperti anjing dan kucing. Contohnya seperti di Jakarta. Ada ledakan populasi kucing sebanyak 30 ribu ekor. Sementara di pulau Bali terdapat ledakan 500 ribu populasi anjing. Jumlah tersebut enggak sebanding dengan luar area dan kemampuan penduduk untuk memelihara hewan-hewan itu.

Ledakan popukasi hewan terlantar juga terjadi di negara Asia lainnya. Contohnya seperti Di India terdapat sekitar 25 juta ekor anjing. Diikuti oleh negara Thailand (8,5 juta ekor), Vietnam (7,2 juta ekor), Cambodia (5 juta ekor), dan Sri Lanka (500 ribu ekor).

Sayangnya, ledakan populasi hewan ini ditanggapi dengan salah oleh para masyarakat. Sebab, masih banyak masih banyak masyarakat yang percaya membunuh hewan terlantar merupakan cara paling efektif untuk mengurangi jumlah hewan tersebut secara signifikan.

Contohnya seperti di Bali, 117.300 anjing liar dibunuh. Di Dompu sebanyak 1028 anjing ditembak mati. Di Sumatera Barat 1500 hewan liar diracun. Di Lombok 100 hewan liar dibunuh. Di Bangladesh 22.415 hewan terlantar dibunuh. Di India tercatat 8000 kasus kekerasan hewan. Di Thailand 2000 hewan terlantar dibunuh di tempat penampungan hewan milik pemerintah.

Banyak kucing dan anjing yang mengalami kekerasan di negara Asia (Foto: Pexels/snapwire)

Bahkan, selain dibunuh, di wilayah Asia daging anjing dan kucing diperjual belikan. Di Jakarta sebanyak 730 ribu anjing dibunuh untuk dikonsumsi per tahun. Di Solo sebanyak 13.700 ekor anjing dibunuh untuk dikonsumsi tiap bulannya.

Sementara di Yogyakarta sebanyak 6.500 ekor anjing dibunuh per bulan. Angka ini belum seberapa dibandingkan negara Tiongkok, yang membunuh 14 juta ekor anjing dan kucing per tahun untuk dikonsumsi. Di Vietnam sekitar 5 juta ekor per tahun. Korea Selatan sekitar 2 juta ekor per tahun. Angka yang cukup fantastis bukan?

Bagi manusia sendiri. Ledakan populasi hewan terlantar juga menimbulkan berbagai masalah serius. Contohnya seperti meningkatnya kecelakaan kendaraan, dan wabah penyakit rabies. Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan bahwa terdapat 55 ribu kasus kematian akibat rabies di seluruh dunia. 90% kasus kematian tersebut berasal dari wilayah Asia.

Baca juga: Anjing Kintamani Mendapatkan Pengakuan Internasional

Nah, untuk mengatasi masalah hewan tertalantar ini secara manusiawi, hadir sebuah aplikasi bernama Adopsi. Pihak Adopsi percaya adopsi hewan merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan sekaligus memberikan kesempatan kedua bagi jutaan anjing dan kucing terlantar. Supaya mereka bisa mendapatkan hidup lebih baik.

Terdapat berbagai macam fitur menarik mengenai hewan terlantar pada aplikasi ini (Foto: Pexels/Pixabay)

"Untuk itu, memudahkan proses adopsi hewan peliharaan melalui teknologi menjadi misi besar kami," tulis berita pers yang diterima merahputih.com dari adopsi.org. Aplikasi ini memudahkan proses adopsi menjadi menjadi semakin mudah, aman, dan gratis.

Melalui aplikasi ini kamu dapat memiliki peran ganda sebagai pengadopsi hewan (adopter) atau sebagai pemilik data hewan yang akan diadopsi (adoptee). Fitur-fitur menarik juga tersedia pada aplikasi ini semisal pengumuman program sterilisasi terdekat, dan berita hewan hilang disekitar kamu secara realtime.

"Aplikasi ADOPSI dapat digunakan tidak hanya bagi individu. Lebih dari itu, lembaga swadaya, pusat adopsi hewan, shelter, gerakan peduli hewan dan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dengan kami dapat menggunakannya secara gratis guna memudahkan proses pencarian adopter yang bertanggung jawab," tutup keterangan berita pers tersebut.

Yuk sahabat Merah Putih, selamatkan hewan-hewan yang terlantar! (ikh)

Baca artikel lainnya: Anjing Cerminan Kesehatan Pemiliknya

#Anjing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan