Selamat Hari Gizi Nasional

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 25 Januari 2015
Selamat Hari Gizi Nasional
Mahasiswa dan pendidik berpartisipasi dalam peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) 2015 yang diselenggarakan sejumlah institusi pendidikan di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Teng, Minggu (25/1). (Antara)

MerahPutih Nasional- Hari ini tanggal 25 Januari 2015 merupakan hari gizi Nasional yang ke-55. Tema yang digaungkan adalah 'Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi’.

Menurut Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan seperti yang dikutip dari litbang.depkes.go.id tertulis ada lima pertanyaan dan jawabannya. Apa saja?

Pertama, langkah apa yang bisa diambil untuk merubah pandangan orang-orang terutama di perkampungan yang menganggap makanan bergizi itu mahal?

Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) menuturkan, makanan bergizi tidak selalu mahal. Makanan bergizi intinya adalah makan makanan yang mengandung “zat gizi” seimbang, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Dulu ini disebut dengan makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari nasi, lauk, buah, sayur (4 sehat) dan ditambah susu menjadi 5 sempurna. Sekarang konsep ini diperbaiki menjadi makanan gizi seimbang. Karena makanan sehat tidak dilihat dari berat asupan per jenis bahan pangan (nasi, terigu, daging, ikan, dan seterusnya), tetapi lebih dilihat dari aspek asupan “zat gizi” secara total makanan. Sumber zat gizi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, bisa di[eroleh dari sumber makanan lokal. Misal, untuk protein bisa diperoleh dari ikan, kedelai, dan kacang-kacangan lainnya. Vitamin dan mineral diperoleh dari sayuran lokal, seperti bayam, kangkung, tomat, dll, serta buah-buahan lokal (mangga, pisang, jeruk, dll). Sehingga perlu dikembangkan ‘warung hidup” untuk sumber makanan bergizi.

Kedua, makanan apa saja terutama di kampung-kampung yang ekonomis, mudah didapat, tetapi bergizi tinggi? Seperti tadi disebut, makanan bergizi harus mengandung zat gizi yang seimbang terdiri darai protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Potein, karbohidrat, dan lemak, disebut zat gizi makro; sedangkan vitamin dan mineral disebut zat gizi mikro. Untuk zat gzi makro, yang paling penting adalah asupan kalori dan protein, sementara lemak kalao kebanyakan kurang baik (faktor risiko penyakit kardiovaskuler). Sumber protein yang murah dan sehat adalah ikan, ayam, segala jenis kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, buncis, kacang tunggak, dll), jamur, dan sebagainya; bahkan nasi (beras) –pun mengandung protein juga. Sumber vitamin dan mineral pada prinsipnya dalah buah dan sayur. Buah lokal seperti jeruk, pisang lokal, manggis, mangga, jambu, belimbing, dll; lalu sayuran lokal, seperti bayam, kangkung, buncis, bahkan daun kelor, kesemuanya dalah sumber makanan bergizi. Daun kelor banyak mengandung vitamin, mineral, dan protein.

Tiga, kadang keadaan ekonomi berpengaruh pada gizi seseorang, apa langkah yang bisa diambil untuk mensiasati keadaan ini? Secara logika, keadaan ekonomi akan mempengaruhi daya beli. Selanjutnya daya beli akan mempengaruhi ketersediaan makanan bergizi di keluarga. Namun demikian, daya beli bukan satu-satunya yang mempengarahi asupan makanan bergizi, karena pengatahuan masyarakat dan gaya hidup akan mempengaruhi juga pada gizi seseorang. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini harus melalui pemberdayaan masyarakat. Misalnya melalui perbaikan ekonomi keluarga dan juga program warung hidup dipedesaan perlu digalakkan lagi. Kemudian, yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan pengetahuan masyarakat melalui KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi). Sehingga, masyarakat mampu memilih makanan yang bergizi namun murah (terjangkau).

Empat, makanan apa saja yang sering dikonsumsi orang-orang kususnya di perkampungan padahal sebenarnya makanan itu tidak baik untuk pertumbuhan gizi? Makanan yang baik tentunya harus kaya zat gizi dan juga aman (tidak mengandung bahan-bahan cemaran berbahaya). Selama ini, kita bisa melihat trend orang untuk mengkonsumsi makanan cepat saji, makanan pabrikan, jajanan yang mungkin tidak aman, minuman kurang sehat (un-healthy drink), atau makanan yang kandungan zat gizinya rendah. Makanan cepat dianggap kurang sehat karena komposisinya yang kurang seimbang (biasanya tinggi lemak), makanan pabrikan tentunya mengandung bahan tambahan pangan (pengawet), minuman kurang sehat misalnya soft drink. Makanan di kampung yang biasanya terdiri umbi-umbian, jagung, ketela (gaplek), ikan, jamur, dan makanan lokal lainnya, sebenarnya adalah makanan sehat. Yang perlu ditingkatkan adalah komposisi hidangan yang dimakan harus lengkap, jadi harus ada sumber protein, sumber karbohidrat, dan sumber vitamin dan mineral.

Sedangkan di pertanyaan terakhir sang Profesor ini mengatakan, penyakit apa saja yang mudah diderita ketika kekurangan gizi? Hubungan antara gizi dan penyakit tentunya tidak hanya kekurangan gizi (under-nutrition), tetapi juga kelebihan gizi (Obesitas). Kekurangan gizi pada balita akan menyebabkan balita menderita gizi buruk atau balita menjadi pendek menurut umur (stunting). Balita dengan gizi buruk akan mudah menderita penyakit infeksi yang ujungnya memperparah kurang gizi. Dan ini bisa meningkatkan angka kematian anak. Juga balita yang kurang gizi akan mempengaruhi perkembangan otak (menurunkan IQ). Sehingga secara umum balita yang kurang gizi akan menciptakan sumber daya manusia yang kurang berkualitas. Juga disinyalir, bahwa balita yang menderita stunting (pendek), setelah dewasa akan mudah terjangkit penyakit tidak menular (penyakit degeneratif), seperti kencing manis, jantung, gangguan pembukuh darah, dll. Sebaliknya, kegemukan (obesitas) juga merupakan faktor risiko penyakit degeneratif (kencing manis, jantung, stroke, dll). Dengan demikian, asupan gizi yang benar adalah asupan yang tepat seuai dengan kebutuhan tubuh, yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan aktivitas (jenis pekerjaan). (AKU)

 

 

 

#Hari Gizi Nasional #Nasional #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan