Sejarah 'Melbourne Declaration' Hasil KTT ASEAN-Australia yang Dihadiri Jokowi


Presiden Jokowio bersama rombongan delegasi KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, pada Selasa (5/3/2024). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI)
MerahPutih.com - KTT Khusus ASEAN-Australia yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration dan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement.
“Melbourne Declaration berisi arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya ke depan,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam keterangan pers KTT di Melbourne, Rabu (6/3).
Retno menambahkan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement merupakan visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi. Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.
Baca juga:
Jokowi Paparkan 4 Poin Upaya Perkuat Kerja Sama RI-Australia
Menurut Menlu, KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”. Tahun lalu dilansir dari Antara, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore
“Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara," ungkap Retno.
"Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” imbuh perempuan nomor satu di Kemenlu itu.
Baca juga:
PM Australia Sangat Gembira Ketemu Prabowo, Tak Lupa Ucapkan Selamat
Di dalam laporan itu terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).
Sementara 10 sektor prioritas yang akan diprioritaskan adalah pertanian dan pangan, sumber daya alam, transisi energi bersih, infrastruktur, pendidikan dan keterampilan, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan, serta industri kreatif.
“Sebagai implementasi dari pendekatan baru berdasarkan laporan Moore, Australia telah meluncurkan ASEAN-Australia Center yang juga merupakan bentuk dukungan dari implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP),” tandas Retno. (*)
Baca juga:
Jokowi dan PM Selandia Baru Cari Solusi Turunnya Perdagangan Kedua Negara
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat

Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul

Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat

Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025

Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia](https://img.merahputih.com/media/90/0a/0c/900a0cc4f6d98118127f946351fa8135_182x135.jpeg)
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia

YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo](https://img.merahputih.com/media/95/ed/45/95ed45503b0718919c736f269696aceb_182x135.jpg)
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
