SEJARAH HARI INI: Silang Sengkarut Hari Jadi Kabupaten Garut


Lambang Garut pada masa Hindia Belanda. (KITLV)
SEJARAH HARI INI, 54 tahun silam, sebuah tim perumus Hari Jadi Garut menetapkan tanggal 15 September sebagai Hari Jadi Kota Garut, Jawa Barat, berdasarkan data pada monumen mengenai peresmian pembangunan jembatan Leuwidaun, 15 September 1939.
Pembangunan jembatan Leuwidaun dianggap sebagai tonggak awal pembangunan Kota Garut, setelah meninggalkan nama Limbangan.
Sembilan tahun berselang, para peneliti dan sejarawan meragukan kesimpulan tim Hari Jadi Garut. Pemerintah Kabupaten Garut pun kemudian membentuk tim pengkaji ulang Hari Jadi Garut, pada 1972.
Tim tersebut bersandar pada dua data, besluit atau keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda tanggal 16 Februari 1813 tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan sekaligus pengangkatan RAA Adiwijaya sebagai Bupati Limbangan, dan peresmian pembangunan jembatan Leuwidaun, 15 September 1939.
Mereka memiliki dua pilihan. Jalan tengah pun diambil dengan mengacu pada penanggalan tradisi masyarakat Jawa, digunakan tanggal 14 Mulud merupakan tanggal sakral untuk memulai sesuatu, dan tim perumus berkesimpulan Hari Jadi Garut bertumpu pada 14 Mulud 1228 atau bila dikonversi pada penanggalan masehi menjadi 17 Maret 1813.
Keputusan tim pengkaji ulang kemudian diresmikan menjadi Peraturan Daerah Tingkat II Garut Nomor 11 Tahun 1981 tentang Penentapan Hari Jadi Garut.
Hari Jadi Garut lagi-lagi mendapat sorotan sejarawan. Mereka menilai penetapan 17 Maret 1813 sebagai tonggak pembangunan Garut tidak ilmiah. Pada 10 Maret 2009 lantas diadakan seminar “Mengkaji Ulang Hari Jadi Garut”.
Hasil seminar kemudian ditindaklanjuti dengan penelitian dan menghasilkan simpulan pada tanggal 16 Februari 1813 merupakan tonggak berdiri Garut karena pembentukan kembali Kabupaten Limbangan dan pengangkatan Adiwijaya menjadi Bupati.
Simpulan tanggal 16 Februari 1813 menjadi Hari Jadi Garut kemudian dibakukan pada Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 30 Tahun 2011 tentang Hari Jadi Garut.
Perubahan Limbangan menjadi Garut bermula ketika Gubernur HW Daendels melikuidasi Limbangan pada 1811 lantaran hasil kopi semakin berkurang di wilayah tersebut. Ketika peralihan kekuasaan Hindia-Belanda ke tangan Inggris, Letnan Gubernur Jendral Raffles memerintahkan membangun kembali Limbangan dengan ibukota di Suci.
Bupati Adiwijaya (1813-1831) kemudian membentuk tim untuk mencari lokasi ideal sebagai ibukota karena Suci terlalu sempit dan tidak layak. Tim kemudian menelusur arah barat Suci dan menemukan tepat dengan tanah subur, terdapat mata air berasal dari Sungai Cimanuk, dan pemandangan indah Gunung Cikuray.
Saat penemuan sumber mata air, salah seorang tim tergores belukar berduri (Marantha), dan seorang lain menyebut kakarut atau tergores hingga berdarah. Lantas orang Belanda pada rombongan tim berkata Gagarut.
Sejak saat itu, para pekerja memberi nama belukar berduri sebagai “Ki Garut” dan telaga di sekitarnya “Ci Garut”. Nama tersebut kemudian dikenal luas sebagai lokasi ibukota baru. Bupati Adiwijaya pun setuju menggunakan nama Garut.
Memang tidak menentukan hari jadi sebuah kota. Terkadang tak melulu mengedepankan pertimbangan historis, tetapi politis.(*)
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran

Kompolnas Dorong Polda Jabar Tuntaskan Kericuhan Saat Pesta Rakyat Pernikahan Anak Gubernur Jabar yang Berakhir Tragis

3 Orang Meninggal dalam Resepsi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, DPR: Jangan Ada yang Ditutup-tutupi

DPRD Garut Siapkan Rapat Khusus Bahas Insiden Maut Pesta Rakyat Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

3 Orang Meninggal di Pesta Rakyat Syukuran Pernikahan Putra Dedi Mulyadi dengan Wabup Garut

Warga Marah Kawasan Perhutanan Sosial Gunung Cikuray Dibuka Jadi Jalur Off Road, Segera Lapor Polisi

Komnas HAM Temukan 21 Buruh Sipil Dibayar Rp 150 Ribu Saat Ledakan Garut, TNI Angkat Suara

Anak Korban Ledakan Pemusnahan Amunisi TNI Dipastikan Dapat Biaya Pendidikan Sampai Kuliah

25 Anggota TNI Diperiksa Terkait Ledakan Amunisi Garut, Sipil 21 Orang

DPR Dorong Relokasi Gudang Amunisi TNI di Cibalong Buntut Insiden Ledakan Senin Pagi
