SEDOTAN telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia. Terlebih ketika memesan atau jajan minuman di luar, sedotan sangat diperlukan. Bahkan, melansir Kumparan pada 2018, seseorang bisa memakai 1 sampai 2 sedotan per harinya.
Sebagai salah satu negara berpopulasi terbesar di dunia, Indonesia termasuk pengguna sedotan terbesar di dunia. Setidaknya ada 93 juta penggunaan sedotan tiap harinya! Bila ditambah dengan ratusan negara lain, tentunya akan berkali-kali lipat lebih banyak.
Sayangnya, meski memiliki kegunaan, sedotan ini mayoritas terbuat dari plastik yang sulit terurai dan menumpuk jadi sampah. Banyak sampah sedotan dibuang begitu saja ke laut dan mengakibatkan degradasi lingkungan.
Nah, untuk menghindari degradasi lingkungan, sejumlah orang berupaya mencari inovasi sedotan. Inilah sedotan yang ramah lingkungan dan asli dari Indonesia. Bukan terbuat dari stainless steel, sedotan ini terbuat dari bahan alam. Sedotan purun namanya.
Baca juga:
Selain yang Berbahan Besi, ini 4 Alternatif Sedotan Ramah Lingkungan

Sedotan ini memiliki bahan dasar rumput liar bernama purun yang tumbuh di daerah rawa-rawa Pulau Belitung, Bangka Belitung. Daun purun sendiri terkenal memiliki kemampuan mengikat yang kuat dan tidak mudah bocor sehingga bisa dijadikan sedotan. Di Belitung, sedotan purun tidak dibuat oleh mesin pabrik, loh. Semua sedotan itu dibuat secara manual oleh ibu-ibu di Desa Dukong, Tanjungpandan, Belitung.
Semua berawal dari upaya Hartati (43 tahun), warga lokal Belitung yang mengembangkan pengetahuan dari nenek moyangnya. Pengetahuan itu memuat cara bagaimana mengikat barang dengan tali yang dibuat dari tumbuhan purun.
"Dengan tekstur memanjang dan kuat, Tati kemudian mencoba berinovasi untuk menjadikan purun sebagai sebuah produk yang memiliki nilai tambah tinggi. Karena bentuknya yang memanjang, Tati pun terpikir untuk membuat purun menjadi sedotan," tulis Antara (22/5/22)
Baca juga:

Meski terbuat dari rumput liar, tetapi kebersihan dari sedotan purun ini terjamin karena Hartati memastikan bahwa mereka melakukan riset panjang sebelum membuat sedotan purun.
Melansir Posbelitung.co, tim produksi menyediakan jenis sedotan purun basah dan kering. Sedotan basah biasanya masih berwarna hijau dan fresh, tetapi tidak tahan lama. Sedangkan sedotan purun kering itu rumputnya sudah dijemur dan kekuningan, tetapi bisa bertahan sampai setahun.
Tak hanya dibuat di Belitung, sedotan purun juga ada yang dibuat di Kalimantan Selatan dan Sumatera. Sedotan ini juga sudah diekspor hingga ke luar negeri seperti Irak, Turki, dan Eropa.
Sedotan purun asal Belitung juga telah eksis di hadapan petinggi PBB. Pada Mei 2022 lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf) Sandiaga Uno, memperkenalkan sedotan purun ke forum internasional High-Level Thematic Debate on Tourism Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. (mcl)
Baca juga:
Ini 3 Cara Membersihkan Sedotan Reusable Agar Tetap Higienis