Sedih, Peluru Nyasar Bersarang di Perut Seorang Balita Saat Tidur Lelap

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Sabtu, 03 Februari 2018
Sedih, Peluru Nyasar Bersarang di Perut Seorang Balita Saat Tidur Lelap
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

MerahPutih.com - Seorang balita perempuan bernama Sefti Saraswati berusia 16 bulan tertembak peluru nyasar di rumah kontrakannya, jalan Bontoduri V, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan sekitar pukul 05.00 WITA.

"Tiba-tiba saja anak saya menangis, kami bangun dan melihat ada darah dari popoknya, diperiksa ternyata tertembak peluru. Pelurunya tembus dari atap seng," ujar orangtua balita tersebut saat berada di UGD RSUD Labuang Baji, Makassar, Jumat (2/2).

Saat kejadian itu, dirinya langsung membawa anaknya ke rumah sakit terdekat. Saat itu dibawa pagi-pagi buta, anak keduanya ini ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD), meski demikian dirinya rela menunggu delapan jam sampai akhirnya dirujuk ke RSUP Wahidin Sudiro Husodo.

"Pelurunya masih tinggal di antara perut dan dekat kelamin, ini dari terlihat dari hasil ronsen. Kami cukup lama menunggu tapi akhirnya dirujuk ke Wahidin," ujarnya terlihat sedih.

Kejadian tersebut lanjut dia, berlangsung begitu cepat. Entah dari mana asal peluru itu sampai menembus atas seng rumah kontrakannya hingga mengenai anaknya, kala itu mereka sedang tertidur lelap.

"Kami ini hanya orang miskin dan tidak punya apa-apa, kerja saja serabutan. Mudah-mudahan pihak rumah sakit meringankan beban kami," ujarnya lirih sambil berharap dibebaskan biaya rumah sakit.

Di tempat terpisah, tetangga korban, Mariani menuturkan kejadiannya begitu cepat, memang dirinya mendengarkan ada letusan seperti bunyi kembang api saat kejadian itu, sehingga tidak digubris, ternyata anak tentangga sesama kontrakannya terkena peluru nyasar.

"Nanti pagi baru heboh setelah informasi ada anak terkena peluru nyasar. Kami juga kaget atas kejadian itu, mudah-mudahan segera ditangani, karena katanya belum di angkat pelurunya dari tubuh Sefti," katanya.

Seperti dilansir Antara, rencananya korban akan dioperasi bedah di RSUP Wahidin Sudirohusudo dengan dokter spesialis ahli untuk mengangkat peluru yang masih berada di daerah vital anak tersebut.

Terkait dengan lamanya korban ditangani, pihak RSUD Labuang Baji mengklarifikasi bahwa sudah ditangani sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP), selain itu pihak rumah sakit mengakui tidak memiliki SDM yang khusus membidangi bedah di bagian alat vital.

"Kami tangani kok dengan baik, kita punya SOP menangani pasien. Kalau dikatakan tidak ditangani itu tidak benar, kami rujuk ke rumah sakit pusat atas rekomendasi dokter bedah umum, sebab belum ada dokter bedah ahli spesialis disini" ujar Humas RSUD Labuang Baji, Herry Susanto.

Sementara staf rumah sakit setempat dan mantan perawat anastesi, Zainuddin menjelaskan bahwa untuk tindakan operasi diperlukan keahlian khusus dan tidak sembarang. Selain itu kondisi pasien harus fit atau stabil agar proses operasi lancar.

Lamanya korban berada di UGD, kata dia, itu ditangani sejak datang dilakukan penelitian lebih dulu, kemudian memeriksa kondisi pasien. Selanjutnya pengkajian primer mulai pemeriksaan nafas, jantung, hingga kondisi terakhir pasien, kalau sifatnya kritis maka dilanjutkan ke pengkajian skunder.

"Kita teruskan penanganan sampai memasukkan cairan infus, pemeriksaan darah hingga di foto ronsen, makanya lama. Selanjutnya bila dianggap urgen maka harus dirujuk ke RSUP Wahidin sesuai rekomendasi dokter bedah setelah mempelajari rekam mediknya. Kami tidak bermaksud menahan, tapi membuat pasien ini kondisinya tetap stabil," katanya.

Sementara Kapolsek Tamalate, Kompol Aris membenarkan adanya peluru nyasar mengenai balita di wilayah kerjanya. Hanya saja belum diketahui apa motif dan siapa yang melakukan penembakan hingga nyasar ke rumah warga.

"Sudah mengetahui dari laporan yang masuk, katanya peluru menembus atas seng rumah dan mengenai korban balita itu subuh tadi. Tentu kami akan mendalami kasus ini, sementara ini kondisi saya juga sakit" paparnya sat dihubungi wartawan. (*)

#Peluru Aktif #Balita
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan