Sebelum Wahanten Girang Ditaklukan, Prabu Jaya Dewata Beraliansi dengan Portugis

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 14 Januari 2017
 Sebelum Wahanten Girang Ditaklukan, Prabu Jaya Dewata Beraliansi dengan Portugis
Jejak peninggalan Prabu Jaya Dewata (MP/Sucitra)

Kesultanan Banten yang berdiri pada 1526, merupakan kesultanan yang muncul paska penaklukan kerajaan Sunda Wahanten Girang yang sisa-sisa kerajaannya masih bisa kita dapati di Kampung Telaya Desa Sempu Kecamatan-Kota Serang Banten.

Ternyata, beberapa tahun sebelum kerajaan Sunda Wahanten Girang ditaklukan, rajanya Prabu Jaya Dewata telah memiliki hubungan diplomatis yang kuat dengan pihak Portugis karena memiliki kesamaan kepentingan.

Tome Pires, yang merupakan seorang pembantu pelaut Afonso de Albuquerque yang menjadi Gubernur Malaka untuk Portugis mencatat, bahwa pada tahun 1522 (empat tahun sebelum Wahanten Girang ditaklukan) Gubernur d'Albuquerque memerintahkan kepada Henrique Leme untuk mengadakan hubungan persahabatan dengan Kerajaan Sunda, demi mendapatkan kesempatan berbisnis di Sunda Kelapa.

Saat itu, kerajaan Demak menjadi pusat kekuatan politik Islam yang hendak menyerbu wilayah kerajaan Sunda. Maka raja Sunda menyambut ajakan bersahabat tersebut dengan tangan terbuka, dan pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuat perjanjian yang menyebutkan bahwa Portugis akan membuat benteng di Sunda Kelapa, segala kebutuhannya dipenuhi Portugis, sementara itu raja Sunda mengirimkan 1000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan.

Salah satu peninggalan Prabu Jaya Dewata
Peninggalan Prabu Jaya Dewata (MP/Sucitra)

Meski catatan tersebut tidak menyebut Kerajaan Sunda yang mana, juga tidak menyebutkan nama Prabu Jaya Dewata, penjaga makam dua tokoh penting berdirinya kesultanan Banten Abdu Hasan, meyakini bahwa kerajaan Sunda yang dimaksud adalah Wahanten Girang, yang ketika itu kekuasannya sampai di perbatasan Kerawang-Bekasi.

"Pelabuhan Sunda Kelapa itu berada dibawah kekuasaan Prabu Jaya Dewata, pelabuhannnya tidak hanya disini (Pelabuhan Wahanten Girang)," katanya kepada merahputih.com.

Dengan catatan Tome Pires dan pernyataan Abdu Hasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Prabu Jaya Dewata melakukan upaya-upaya diplomatik dengan Portugis ketika kerajaannya terancam diserbu oleh Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Namun pada akhirnya Wahanten Girang tetap jatuh ke tangan Demak, yang kemudian menjadi kerajaan baru yang disebut dengan Kesultanan Banten.(Ctr)

Kisah awal kesultanan Banten dan interaksinya dengan peradaban luar dapat dibaca lebih lanjut di artikel ini: Fatahillah, Sunan Gunung Jati, dan Syarif Hidayatullah Orang yang Sama?

#Wahanten Girang #Kesultanan Banten #Prabu Jaya Dewata
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan