MIRIP seperti SEGA yang saat itu masih belum melirik industri video game rumahan, Nintendo sempat menggarap board game yang populer pada awal abad ke-19 berupa kartu remi. Kartu permainan pertama yang pernah digarap Nintendo ini memberikan esensi Jepang yang sangat indah untuk dikoleksi.
Seperti yang dikutip dari laman Kotaku, kartu remi Jepang, atau yang disebut juga sebagai Hanafuda, adalah kartu permainan yang merepresentasikan keindahan bunga di Jepang dalam empat musim. Kartu tersebut memang memiliki kemiripan dengan kartu remi, hanya saja penggunaan bunga berbeda menjadi derajat dari sebuah kartu.
Baca juga:
Kartu yang berisikan 12 gambar di tiap musim menampilkan beberapa bunga yang indah dengan artwork yang digambar secara handmade. Di antaranya bunga plum, sakura, peony, krisan, maple, dan masih banyak lagi. Terlihat bahwa setiap bunga yang ada pada kartu Hanafuda tersebut memang mekar di empat musim Jepang.
Keindahan Jepang dari motif bunga memang menjadi hal terpenting di budayanya, bahkan dari penggarapan sandang seperti kimono dan yukata, serta penggunaan motif pada tato yang dilakukan oleh para yakuza menjadi hal yang lumrah. Hadirnya Hanafuda milik Nintendo ini memang memperlihatkan keindahan yang ada pada Negeri Sakura tersebut.
Seorang kolektor barang asal Osaka yakni Marcus Richert telah mendapatkan kartu Hanafuda garapan Nintendo. Ia mendapatkannya di penjual yang menjualnya dengan harga sangat murah sekitar Rp 143 ribu. Sangatlah beruntung, karena bila kartu terseebut dijual kembali bisa bernilai puluhan hingga ratusan juta, karena keberadaannya yang langka.
Richert juga telah melakukan kurasi dan analisa dari kartu tersebut, ia menginformasikan bahwa kartu Hanafuda garapan Nintendo miliknya dibuat di tahun 1900 hingga 1930. Bahkan pada tahun tersebut Nintendo mungkin masih belum melihat peluang besar di ranah video game.
Baca juga:
Hanafuda garapan Nintendo dibuat menggunakan tinta secara handmade. Penggambaran tersebut dilakukan dengan teknik kappa-zuri, atau menggunakan kuas biru melalui proses stensil. Setiap outline pada gambar ilustrasi tersebut digunakan menggunakan balok kayu atau mungkin menggunakan plat tembaga.
Penggarap kartu Nintendo tersebut pun telah mengumumkan pensiun dari dunia board game sejak 1940. Meski demikian, Nintendo tetap melanjutkan penggarapan board game hingga awal 1970-an. Bahkan Nintendo juga sempat menggarap kembali Hanafuda di era 90-an dengan ilustrasi dari karakter Super Mario Bros. yang khas.
Transisi Nintendo dari board ke video game memang patut dilirik inovasinya. Terlebih dengan hadirnya konsol Nintendo Switch, perusahaan tersebut masih bisa ikut berkompetisi dengan spesifikasi minim untuk sebuah konsol modular. (dnz)
Baca juga: