UDAH enggak usah sok-sokan tag ke semua bestie tiket konser ONE OK Rock Jakarta 2023. Emang kemarin belum kapok gagal masuk room pas war ticket Coldplay. Ujung-ujungnya cuma nonton konser jalur stories kan. Lagian doyan banget ngasih makan instagram tiap ada band luar negeri dateng ke sini. Padahal paling cuma tahu satu lagu doang. Udah gitu hapal pas bagian reffrainnya aja.
Coba deh refleksi isi stories sama grup whatsapp minimal banget tiga bulan terakhir. Lihat baik-baik. Selain berkali-kali gagal nonton konser bareng, coba perhatikan dari sekian janji mau barengan Work From Bali biar bisa sekalian melukat, yoga, party di bar-bar happening, dan breakfast with a view pantai, sawah, dan tebing, bahkan sebatas mabar alias main bareng aja enggak satu pun bisa kejadian.
Udah mana pas bulan Ramadan kemarin jadi si paling sibuk ngajak buka bersama (bukber), sahur bersama, lebaran keliling, dan HBH atau Halalbihalal. Terus, dari sekian rencana itu akhirnya cuma kesampaian di acara HBH. Ya, meski acaranya ngaret sebulan setelah lebaran sih. Lebih mending lah. Emang gara-gara kebanyakan rencana aja sih akhirnya cuma jadi wacana.
Semua rencana akhirnya jadi wacana itu kayaknya karena FOMO (Fear Of Missing Out). Enggak cuma konser, tetapi juga tentang tempat-tempat healing. Setelah lebih dari dua tahun pembatasan sosial akibat masifnya penyebaran COVID-19 dicabut, banyak orang merayakannya dengan leisure time di ruang-ruang terbuka lalu diunggah di akun sosial media. Kerinduan berkumpul ditambah banjir informasi tentang tempat-tempat healing lantas jadi seperti gula-gula bagi bocah.
Berlandaskan hasil survei Pegipegi Travel Report 2022 terhadap lebih dari 450 pelanggan, tercatat 49 persen responden telah melakukan wisata lebih dari lima kali, dan 44 persen lainnya telah melakukan hal serupa dua hingga empat kali sepanjang tahun. Bahkan, sebanyak 80 persen responden, meski muncul ancaman resesi ekonomi, tetap berencanan berwisata di tahun 2023.
Melihat ramainya orang healing di lokasi hidden gems, apalagi banyak promotor konser mengonfirmasi jadwal kedatangan band-band skala internasional di Jakarta, tak mengherankan bila banyak orang tak hanya tertarik tapi jadi FOMO. Ditambah, bulan Juni jadi masa paling pas buat staycation karena libur anak sekolah.
Sepanjang bulan Juni, di saat banyak orang lagi sibuk merencanakan liburan, Merahputih.com mengusung tema Sebangsa Stayaction untuk menjadi pengingat betapa pentingnya action ketimbang stay di rencana terus akhirnya cuma jadi wacana. Apalagi Juni sebagai bulan lahirnya para tokoh berpengaruh, salah satunya Bung Karno, semakin menegaskan action pada setiap rencana.
Action punya daya amat kuat pada perubahan. Daripada mengutuk kegelapan akan lebih berguna bila menyalakan pelita. Begitulah cara kerja action. Persis seperti cara lima sekawan pemuda asal Kota Bandung, Rafli Pasya (22), Agung Permana (22), Gilang Rahma (22), Muchamad Iksan (21), dan Rifki Sa'dullah (22) sehingga mampu menggerakkan masyarakat hingga pemangku jabatan bergerak bersama membersihkan tumpukkan sampah. Ya, Pandawara Grup beraksi membersihkan timbunan sampah di selokan, kali, hingga pantai lalu mengunggahnya pada akun media sosialnya.
Pandawara Grup menyumbang bukan semata dampak baik bagi lingkungan, tetapi menjadi lonceng pengingat pada setiap orang untuk tetap beraksi meski cuma hal-hal kecil atau sederhana. Memang masalah sebenarnya bisa diselesaikan lewar langkah-langkah kecil tetapi terus dijalankan. Buat para pejuang skripsi, misalnya, terus saja setiap haris berprogres ketimbang kebanyakan curhat di media sosial. Tajuk ini pun tertunda karena kebanyakan wacana. Semestinya jika stayaction sejak awal sudah ada tepat di tanggal hari lahir Pancasila. POKOKNYA KURANGI STAYCATION PERBANYAK STAYACTION. (*)