MerahPutih.com- Harapan muncul dari berbagai kalangan menjelang Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pemimlin Tiongkok Xi Jinping yang akan melakukan pertemuan dalam rangkaian KTT G20 Bali.
Salah satunya datang dari Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut SBY, banyak yang merasa lega dan mendukung pertemuan itu.
Baca Juga:
Bertemu Biden, Jokowi Harap KTT G20 jadi Momentum Pemulihan Ekonomi Global
"Ada secercah harapan, bahwa dunia akan lebih baik (safer) jika hubungan kedua negara besar itu terjalin kembali dan apalagi ke depan makin baik," kata SBY dalam tulisannya yang dibagikan di akun media sosial Facebooknya, Senin (14/11).
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menguraikan pendapatnya mengapa dunia memerlukan kebersamaan AS dan Tiongkok.
Khususnya untuk mengatasi berbagai isu kritis dan fundamental pada tingkat global, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Yang pertama, SBY menyebut AS dan Tiongkok memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi ancaman iklim. SBY masih percaya geopolitik yang sangat konfrontatif, bahkan sebuah peperangan, masih bisa dicarikan solusinya.
"Sebuah krisis ekonomi, yang kerap terjadi di dunia, juga ada jalan untuk menstabilkan dan memulihkan kembali. Tetapi, jika kenaikan suhu global menembus angka 4 derajat dari suhu era pra-industri, maka di akhir abad 21 ini 'kiamatlah' dunia kita," kata ayah dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ini.
SBY menyebut Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan penyumbang emisi karbon terbesar di dunia yang menyebabkan bumi makin panas.
Baca Juga:
Alasan kedua, SBY menyebut situasi geopolitik dan keamanan di Asia Timur dan Asia Tenggara sangat ditentukan oleh terbangunnya niat baik dan kesepakatan bersama antara AS dan Tiongkok.
Hubungan baik kedua negara adi kuasa ini, kata SBY, juga bisa mencegah makin memanasnya situasi di Semenanjung Korea dan Jepang.
Bahkan, hubungan baik mereka juga bisa membuka jalan baru, pendekatan baru, bagi pengakhiran peperangan di Ukraina yang dampaknya juga membuat tekanan besar bagi perekonomian dunia.
"Kedekatan Xi Jinping dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, bisa menjadikan pemimpin kuat Tiongkok itu sebagai jembatan yang dapat mengurangi kemacetan dan kemandegan diplomasi," kata SBY.
Apapun hasil pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali itu, kata SBY, tetap saja ada manfaatnya bagi dunia. Kesediaan bertemu secara langsung dan berdialog adalah bahasa politik yang positif. Bahkan, SBY yakin, pertemuan kedua pemimpin puncak yang tengah bermusuhan kerap menjadi pintu masuk, atau paling tidak sebuah awal yang baik.
"Saya pribadi berada dalam pandangan dan pemikiran seperti ini," pungkas SBY. (*)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Amerika Halangi Vladimir Putin ke KTT G20