Satgas COVID-19: Mudik di Idul Adha Layaknya Pertaruhkan Hidup dan Mati

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 30 Juli 2020
Satgas COVID-19: Mudik di Idul Adha Layaknya Pertaruhkan Hidup dan Mati
Pemudik menuju loket tiket bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). Merahputih.com / Rizki Fitrianto

MerahPutih.com - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 meminta warga mempertimbangkan keputusan untuk mudik saat Idul Adha. Pasalnya, kegiatan tersebut sangat berbahaya.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa berpergian saat pandemi virus Corona merupakan keputusan hidup dan mati. Hal itu, kata dia, sebagaimana pesan internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga

COVID-19 Bikin Job Sepi, SPG Ikhlas Jualan Kambing Kurban Online

Seperti dikutip oleh WHO pada hari Senin lalu. Dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO, dr Tedros, bahwa berpergian saat pandemi Corona layaknya keputusan hidup dan mati.

" Ini adalah pesan internasional dan tidak terbatas hanya untuk kepentingan Indonesia. Jadi Indonesia termasuk harus memperhatikan pesan tersebut, khususnya dalam rangka Idhul Adha," kata Wiku dalam keteranganya, Kamis (30/7).

Pemudik mengantre bagasi pada bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). Suasana terminal Kalideres ramai akan pemudik yang tetap ingin kembali ke kampung halaman pasca penyataan larangan mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada senin (21/4/2020), hal tersebut dilakukan demi menekan penyebaran virus Corona ke banyak daerah. Merahputih.com / Rizki Fitrianto
Pemudik mengantre bagasi pada bus antar kota dan antar provinsi di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, (22/4/2020). Suasana terminal Kalideres ramai akan pemudik yang tetap ingin kembali ke kampung halaman pasca penyataan larangan mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada senin (21/4/2020), hal tersebut dilakukan demi menekan penyebaran virus Corona ke banyak daerah. Merahputih.com / Rizki Fitrianto

Dia menjelaskan, pertumbuhan kasus di Indonesia sangat tergantung perilaku masyarakat. Apakah disiplin atau tidak dalam mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.

"Maka dari itu yang menentukan jumlah kasus yang ada di Indonesia adalah perilaku menjalankan protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat Indonesia. Mari kita tidak menunggu angkanya meningkat, kita melakukan perubahan perilaku," ungkap dia.

Wiku kemudian menjelaskan perkembangan posisi Indonesia di antara negara-negara lain. Ia menyebut, Indonesia masih berada di peringkat 143, apabila dihitung jumlah kasus per 1 juta penduduk.

"Begitu juga dengan kita melihat rasio per 1 juta penduduk, dan inilah yang harus dilihat untuk perkembangan kasus. Dibanding negara lain di dunia kita menduduki ranking 143 dari 215 negara di dunia," tutur Wiku.

"Hal ini tidak membuat kita santai kita harus serius menjaga kasus ini tidak meningkat dan kita bisa mengendalikan. Kuncinya menjaga protokol kesehatan dengan disiplin," tutup dia.

Ia mengimbau masyarakat di lima provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 tertinggi tidak melaksanakan tradisi mudik dalam rangka perayaan Idul Adha.

"Kami ingin menyampaikan update perkembangan kasus harian Covid-19 pada provinsi yang menyumbang kasus cukup besar. Dan ini ada kaitannya dengan aktivitas mudik yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada hari lebaran termasuk perayaan Idul Adha," kata Wiku.

Wiku mengatakan, lima provinsi penyumbang kasus terbesar di Indonesia per 29 Juli adalah DKI Jakarta dengan jumlah 577 kasus, Jawa Timur dengan jumlah 359, Jawa Tengah dengan jumlah 313, Sumatera Utara 241 dan Sulawesi Selatan 128.

"Ini adalah daerah-daerah yang kebetulan juga daerah-daerah tujuan mudik. Dan ini adalah kasus dalam satu hari," katanya.

Baca Juga

Sidak ke Stasiun dan Terminal, Dirlantas Polda Metro Soroti Protokol Kesehatan

Wiku pun menegaskan agar di lima provinsi ini mempertimbangkan untuk tidak melaksanakan tradisi mudik dalam rangka merayakan Idul Adha.

"Jadi perlu menjadi perhatian Saudara-saudara sekalian, dalam rangka menjalankan ibadah perayaan Idul Adha terutama yang akan melakukan mudik, mohon agar dipertimbangkan dan dihindari apabila tidak terlalu perlu. Karena penyumbang kasus besar adalah juga daerah-daerah tujuan dan asal mudik," tegasnya. (Knu)

#Mudik #Idul Adha
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan