MerahPutih.com - Mobilitas masyarakat yang menggunakan moda transportasi umum di tengah pandemi COVID-19 mengalami lonjakan yang drastis menjelang akhir tahun 2021.
Salah satunya terjadi pada kenaikan penumpang KRL hingga lima kali lipat daripada biasanya. Di bulan Juli 2021, perjalanan menggunakan KRL hanya mencapai 100 ribu.
"Sementara pada November sekitar 600 ribu," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, Jumat (3/12).
Baca Juga:
Kiat Waspadai Varian Omicron versi Jubir Satgas COVID-19 UNS Solo
Selain moda transportasi darat, peningkatan mobilitas juga terjadi pada transportasi udara, yang mengalami peningkatan drastis dalam waktu lima bulan terakhir.
"Sama seperti pelaku perjalanan yang menggunakan pesawat pada Juli 350 ribu, kemudian meningkat menjadi 1,6 juta pada November," lanjutnya.
Wiku menerangkan, harusnya peningkatan mobilitas masyarakat ini diimbangi dengan kedisiplinan protokol kesehatan.
Sayangnya, data terakhir menunjukkan hal yang berbeda dimana kedisiplinan protokol kesehatan mengalami penurunan yang signifikan.
Tercatat desa atau kelurahan yang warganya patuh mengenakan masker dan tetap jaga jarak mengalami penurunan dari yang awalnya 76,42 persen kemudian menjadi 74,91 persen.
Kemudian berdasarkan catatan, penerapan protokol kesehatan pada Juli sekitar 21 ribu, dan merosot pada minggu ini hingga 9 ribu.
Ini jelas menunjukkan angka pelonggaran yang sangat besar.
"Tentu sangat memprihatinkan," tutur Wiku.
Baca Juga:
Pandemi COVID-19 Dinilai Berdampak pada Penurunan Kualitas Demokrasi dan Keragaman
Ia juga menyoroti jumlah suntikan harian vaksin COVID-19 yang tercatat mengalami penurunan selama empat pekan terakhir.
"Angka selanjutnya yang harus dicermati adalah cakupan dan laju vaksinasi di mana data menunjukan terjadinya penurunan pada jumlah suntikan harian selama empat minggu terakhir," ungkap Wiku.
Menurut Wiku, saat ini capaian suntikan dosis satu vaksin COVID-19 sudah hampir mencapai angka 70 persen.
Namun, capaian dosis kedua baru mencapai 25 persen. Jumlah ini masih perlu terus dikejar hingga mencapai target pada akhir tahun ini.
Wiku mengingatkan, belajar dari pengalaman di sejumlah negara lain menunjukan peningkatan jumlah kasus tetap berpotensi terjadi bahkan di negara-negara dengan cakupan dosis kedua yang tinggi.
"Maka dari itu, target kami adalah meningkatkan terus cakupan dosis dua agar dapat memproteksi masyarakat dengan maksimal," ujarnya.
Selain itu, Satgas juga memantau kondisi pada indikator lainnya seperti kasus aktif, angka BOR ruang isolasi di rumah sakit, angka reproduksi efektif atau Rt COVID-19, dan juga mobilitas penduduk yang menunjukan peningkatan.
Wiku mengingatkan disiplin penerapan prokes baik memakai masker maupun menjaga jarak tetap dijalankan.
Dia meminta pemerintah daerah untuk kembali meningkatkan kewaspadaannya untuk mencegah kenaikan kasus.
“Kepada seluruh pemerintah daerah dimohon untuk memonitor penerapan prokes dan cakupan vaksinasi di daerahnya masing-masing dan juga daerah sekitarnya," tutupnya. (Knu)
Baca Juga:
Masa Karantina Diperpanjang Jadi 10 Hari, Satgas COVID-19 Minta Warga Mengerti