Satgas COVID-19: Kasus Aktif Corona di Indonesia Turun Signifikan

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 30 Oktober 2020
Satgas COVID-19: Kasus Aktif Corona di Indonesia Turun Signifikan
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito. (FOTO ANTARA/Katriana)

MerahPutih.com - Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan kasus aktif COVID-19 di Indonesia saat ini menurun dan lebih rendah dari angka dunia. Kasus aktif sebanyak 60.569 atau 14,9%, sedangkan dunia adalah 24,23%. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ada 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif di atas 1000.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, dari perkembangan jumlah kasus aktif per tanggal 25 Oktober 2020 menunjukkan 79,3% atau 408 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia memiliki kasus aktif di bawah 100 atau tepatnya 0-100 kasus.

Artinya sebagian besar kabupaten/kota memiliki kasus aktif tidak banyak. Sementara itu, 18,2% atau 94 kabupaten/kota memiliki kasus aktif dari 101-1000 kasus. Yang harus diwaspadai adalah 2,3% atau 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif di atas 1.000.

Baca Juga

Pemerintah Siapkan Logistik Vaksinasi COVID-19

Dua belas daerah itu adalah Kota Padang, Jakarta Tmur, Kota Jayapura, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Kota Pekanbaru, Kota Bekasi, Kota Depok, Bekasi, Jakarta Utara, Bogor, dan Jakarta Pusat.

"Dua belas daerah ini konsisten dalam kasus aktif di atas 1000. Yang berbeda peringkatnya. Di pekan ini Kota Padang berada di peringkat pertama dengan kasus aktif terbanyak 3.306 kasus,” kata Wiku, Jumat (30/10).

Kasus aktif adalah penderita COVID-19 yang masih sakit dan sedang dirawat di rumah sakit, atau isolasi mandiri baik di rumah maupun fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 739.722 tenaga kesehatan untuk vaksinasi. Mereka terdiri atas dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan.

"Kemenkes juga telah menyiapkan vaksinator di puskesmas dan rumah sakit sebanyak 23.145 orang. Atau secara rasio sebesar 1:20 di seluruh Indonesia," kata Wiku.

Selain Sumber Daya Manusia (SDM), Kemenkes juga menyiapkan prosedur penjagaan vaksin atau cold chain. Prosedur bertujuan menjaga kualitas maupun efektivitas vaksin.

"Saat ini rata-rata kesiapan cold chain yang berfungsi di Indonesia mencapai 97 persen," sebut Wiku.

Ia mengatakan vaksinasi bisa dikatakan sukses jika prosesnya aman dan efektif secara medis, serta diikuti persiapan penyelenggaraan yang matang. Namun, untuk menunggu vaksin hadir, ia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

Hingga saat ini, sejumlah vaksin masih menjalani uji klinik tahap tiga memastikan keamanan, efek samping, dan dosis aman. Vaksin tersebut ialah Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca.

Baca Juga

Corona Tak Kenal Libur Panjang, Jumlah Kematian akibat COVID-19 Terus Meningkat

"Pemerintah masih menunggu hasil uji klinis fase tiga, serta transfer dokumen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dianalisa," kata jelas Wiku. (Knu)

#Breaking #COVID-19 #Satgas COVID-19 #Kasus Covid
Bagikan
Bagikan