SATELIT Eropa dan NASA akan mempelajari eksoplanet dengan cara baru. Mereka berharap dapat menemukan kehidupan di luar tata surya. Satelit baru yang disebut Ariel merupakan yang keempat dari teleskop elite Eropa-NASA yang dipasang di planet ekstrasurya, termasuk teleskop Webb. Misi tersebut dihadiri lebih dari 50 institusi dari 17 negara Eropa dan NASA.
Menurut European Space Agency, eksoplanet merupakan planet yang ditemukan di luar tata surya umat manusia dan para ilmuwan berharap seiring berjalannya waktu, mungkin akan menemukan dunia baru yang terdapat kehidupan.
BACA JUGA:
Masih ada lebih dari 4.000 planet yang telah ditemukan. Diperkiraan, masih ada jutaan lainnya. Baru-baru ini, para peneliti UCLA yang menggunakan teleskop angkasa luar Kepler telah menemukan lebih dari 350 planet luar baru.
European Space Agency (ESA) juga telah mengumumkan Airbus akan mengembangkan dan membangun Ariel. Nama Ariel merupakan kependekan dari Atmospheric Remotesensing Infrared Exoplanet Largesurvey. Misi tersebut akan mempelajari lebih dari 1000 exoplanet terpilih dan berfokus pada bintang yang mengorbit, serta menentukan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan dan kimia planet.

Satelit Ariel akan mempelajari exoplanet menggunakan panjang gelombang tampak dan inframerah secara bersamaan. ESA juga menjelaskan, hal ini adalah pertama kalinya misi tersebut mengukur komposisi kimia dan struktur termal exoplanet yang menghubungkannya dengan lingkungan bintang induknya. Airbus perlu merancang dan membangun pesawat ruang angkasa yang akan menampung teleskop kriogenik kelas satu meter dan semua instrumen kompleksnya.
Impian novel fiksi ilmiah untuk menemukan dan memindahkan planet ekstrasurya seperti Bumi, masih diluar jangkauan umat manusia dengan teknologi saat ini. Planet ekstrasurya terdekat berjarak 4,2 tahun cahaya dari Bumi, yang mengorbit di Proxima Centauri sebuah bintang terdekat dengan Matahari. Jika menggunakan pesawat ruang angkasa tercepat buatan manusia, dibutuhkan lebih dari dua juta tahun untuk sampai ke sana.

Hingga teknologi yang termasuk sudah berkembang seperti teleskop Ariel, hal tersebut adalah satu-satunya cara untuk mendekati exoplanet. Satelit Ariel beroperasi tepat di belakang Bumi jika dilihat dari Matahari, yang memiliki jarak sekitar 1,5 juta kilometer dari planet Bumi.
Theresa Lueftinger selaku Ilmuwan Proyek Ariel ESA mengatakan, bahwa ini akan “lebih memperluas pemahaman kita tentang ilmu tata surya jauh melampaui batas-batas lingkungan planet kita sendiri” jelasnya.(frs)