SALAH satu hal yang susah dilakukan adalah menurunkan berat badan. Bahkan beberapa orang mungkin pernah mengalami kesulitan untuk menurunkannya hingga terlanjur mengalami obesitas.
Laman Antara melansir, Selasa (24/1), Scinece Alert mengungkapkan bahwa tubuh manusia adalah mesin yang sangat efisien. Tubuh mengerahkan berbagai mekanisme saat merasa terancam. Oleh karena itu, seseorang mengurangi asupan kalori, tubuhnya merasakan penurunan berat badan dan menganggapnya sebagai ancaman.
Akibatnya, tubuh mengurangi laju metabolism dan membakar lebih sedikit energi atau dengan kata lain memperlambat laju penurunan berat badan.
Baca juga:
Ketatnya Aturan Berat Badan Ala Tiga Agensi Besar Industri K-Pop

Menurut penelitian, stagnansi penurunan berat badan terjadi antara tiga dan enam bulan. Biasanya berakhir dengan penambahan berat bada. Namun, ini tidak berarti bahwa seseorang menyerah begitu saja. sebenarnya ada beberapa cara untuk mengelola masalah stagnansi penurunan berat badan selama diet.
Menurut Ketua Charles Perkins Center Research Program di University of Sydney Nick Fuller seperti disiarkan Medical Daily beberapa waktu lalu. Pertama, pikirkan kembali tujuan penurunan berat badan. Fuller mengatakan aspek terpenting dari penurunan berat badan adalah mengetahui definisi berat badan yang sehat.
Fuller menambahkan, banyak orang menggunakan indeks massa tubuh (IMT) untuk menetapkan tujuan penurunan berat badan mereka, tetapi angka pada timbangan, dan skor yang dihasilkan saat seseorang memasukkan berat dan tinggi badan ke dalam kalkulator IMT, tidak masuk akal.
“Itu tidak menceritakan keseluruhan cerita tentang apa artinya menjadi berat badan yang sehat. Ini karena IMT tidak memperhintungkan presentase lemak tubuh dan distribusi lemak tubuh,” tuturnya.
Baca juga:
Cara Menghitung Berat Badan Ideal Perempuan

Melakukan olahraga teratur bisa menyebabkan penambahan otot. Rasio otot-ke-lemak yang dihasilkan akan berdampak pada pengukuran berat badan. Karena otot lebih berat daripada lemak tubuh. Juga, distribusi lemak dapat berubah karena rencana berat badan. Olahraga bisa mentransfer jumlah lemak tidak sehat yang tersimpan di sekitar pinggang lebih dekat ke organ, yang bagus untuk mengurangi risiko penyakit.
“Berusahalah dengan lingkar pinggang sekitar 80 cm utuk wanita dan sekitar 90-94 cm untuk pria,” saran Fuller.
Adapun cara lainnya yaitu jangan melewatkan waktu makan. Puasa intermitten atau melewatkan searapan dikatakan sebagai kebodohan besar. Jumlah makanan dan waktu makan memainkan peran penting.
“Studi penelitian terkontrol menunjukkan waktu sarapan yaitu ketika tubuhmu paling baik menggunakan kalori yang kamu masukkan sebenarnya. Ini membakar kalori dari makanan dua setengah kali lebih efisien di pagi hari dibandingkan dengan malam,” jelas Fuller.
Selanjutnya, tinjau asupan makanan yaitu harus sepadan dengan berat badan. Karena berat bada yang lebih sedikit berarti tubuh membutuhkan lebih sedikit bahan bakar untuk menjalani hari. Secara umum, seseorang perlu mengonsumsi 10 persen lebih sedikit kalori saat menurunkan berat badan hingga 10 persen, hanya untuk mempertahankan berat badan baru. (far)
Baca juga: