MerahPutih.com - Uni Eropa (EU) diyakini akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dengan menyasar industri minyak, lebih banyak bank Rusia, dan semua pihak yang bertanggung jawab atas disinformasi karena Rusia telah melancarkan perang terhadap Ukraina.
"Kami sedang mengerjakan paket sanksi keenam yang bertujuan untuk mengeluarkan lebih banyak bank (Rusia) dari SWIFT, mendaftar aktor disinformasi dan mencegah impor minyak," kata Kepala Unit Kebijakan Luar Megeri Dewan Eksekutif Komisi Eropa Josep Borrell dalam sebuah cuitan di Twitter.
Baca Juga:
Putin Keluarkan Dekret Sanksi Bagi Negara Tidak Bersahabat Dengan Rusia
Putaran sanksi terbaru EU juga akan mempengaruhi Sberbank, pemberi pinjaman utama Rusia. Bank itu akan ditambahkan ke dalam daftar bank yang telah dikeluarkan dari sistem SWIFT.
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah komunitas kerjasama yang menyediakan layanan transaksi keuangan dan pembayaran antarbank di seluruh dunia.
Borrell mengatakan, langkah-langkah yang diusulkan Komisi Eropa terhadap Rusia akan disampaikan kepada 27 negara anggota EU untuk disetujui.
Para pejabat EU mengatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan akan menjelaskan sanksi-sanksi baru pada Rabu, dan sanksi tersebut akan mencakup larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan menghentikan berbagai ekspor dan kesepakatan sebagai tanggapan atas beban sanksi yang dikenakan oleh EU dan Amerika Serikat. Embargo terhadap minyak Rusia akan membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan yang besar.
Saat ini,larangan impor minyak Rusia itu telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara negara-negara EU, yang bergantung pada Rusia untuk memenuhi 26 persen impor minyak mereka.
Hongaria dan Jerman termasuk negara-negara yang keberatan terhadap embargo minyak Rusia. Kedua negara itu mengutarakan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi akan merugikan ekonomi EU yang sudah bergulat dengan inflasi.

Perlawanan terhadap penerapan larangan impor minyak Rusia mereda dalam sepekan terakhir setelah ada kesepakatan bersama yang akan menawarkan pengecualian untuk Slowakia dan Hongaria, kata para diplomat EU. Kedua negara tersebut sangat bergantung pada minyak mentah Rusia.
Data organisasi penelitian Centre for Research on Energy and Clean Air, negara -negara Uni Eropa telah membayar lebih dari 47 miliar euro (sekitar Rp 714,68 triliun) ke Rusia untuk pasokan gas dan minyak sejak Moskow menginvasi Ukraina.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekret mengenai sanksi balasan ekonomi pada berbagai negara dan organisasi dan individu yang selama ini memberikan sanksi pada Rusia.
Moskow menyebutnya, saksi tersebut ditujukan pada "aksi tak bersahabat dari negara asing dan organisasi internasional tertentu. Dalam dokumen itu tidak disebutkan secara terperinci individu atau lembaga mana saja yang terkena sanksi.
Menurut dekret, Rusia akan melarang ekspor produk dan bahan material bagi individu dan lembaga. Dekret juga mencakup larangan transaksi dengan individu dan perusahaan asing serta izin bagi rekanan Rusia untuk tidak memenuhi kewajiban terhadap mereka.
Berdasarkan dekret, pemerintah Rusia memiliki 10 hari untuk menyusun daftar individu dan perusahaan asing yang akan dikenai sanksi. Pemerintah juga akan menentukan "kriteria tambahan" untuk sejumlah transaksi yang dapat dijadikan subjek pembatasan. (*)
Baca Juga:
Isu Perang Rusia Ukraina Jadi Ujian Kepemimpinan Indonesia Dalam G20