Sanggar Seni Kinanti Sekar Bukan Sekadar Ruang untuk Menari

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 28 Maret 2016
Sanggar Seni Kinanti Sekar  Bukan Sekadar Ruang untuk Menari
Sanggar Seni Kinanti Sekar

MerahPutih Budaya - Lebih dari sepuluh penari terlihat sedang serius berlatih. Mereka terbagi dua bagian. Ada di ruang dalam dan ada di pelataran luar. Dari wajahnya, tampak keseluruhannya terdiri dari berbagai kalangan usia. Meski begitu, tak ada kecanggungan komunikasi sesama mereka.

Hal itu terlihat usai para penari latihan. Setelah berlatih, mereka berkumpul, dengan membentuk lingkaran di pelataran luar. Tampak di antara mereka berbincang begitu hangat dan sangat ramah. Sesekali berbagi tawa.

Kinanti Sekar sedang mengajar tari di Sanggarnya

Begitulah tradisi para penari di Sanggar Seni Kinanti Sekar. Sanggar yang terletak di Jalan Brigjend Katamso, Prawirodirjan GM II/1226, Gondomanan, Kota Yogyakarta, ini merupakan wujud nyata sang penari Kinanti Sekar Rahina. Ia mendirikan sanggar tari yang bukan hanya untuk sekadar latihan menari.

"Ini kekhasannya di sanggar kami. Setelah selesai menari, kami saling cerita. Saling berbagi. Murid-murid sanggar adalah keluarga," kata Kinanti Sekar Rahina, saat berbincang dengan merahputih.com, usai mengajari murid-muridnya latihan, di sanggarnya, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Kamis (24/3).

Meski terbilang baru berdiri, sanggar tari asuhan Sekar telah melahirkan para penari yang terbagi dalam tiga angkatan. Satu angkatan satu kelas. "Kalau ditanya jumlahnya bingung, lupa saya. Ada buku daftar. Yang jelas, ada tiga angkatan," kata perempuan yang sering disapa Mbak Sekar ini.

Kinanti Sekar Rahina pendiri Sanggar Tari Kinanti Sekar

Sanggar Seni Kinanti Sekar mengajarkan berbagai aliran seni tari, mulai klasik nusantara, tari klasik Yogyakarta, dan tari kreasi. Selain kelas tari, sanggar ini juga membuka kelas untuk tetembangan dan baca tulis aksara Jawa.

"Dalam menari yang baik kan butuh pemahaman mengenai tetembangannya, yang juga tidak terlepas dari bagaimana memahami aksara sebelum memahami tetembangannya. Jadi saling terkait. Bisa dibilang berkesinambungan," papar Andi Wicaksono, pengajar baca tulis aksara Jawa di sanggar tersebut. (Fre)

BACA JUGA:

  1. Kinanti Sekar Rahina Ajarkan Tari demi Kelestarian Budaya
  2. Wisata Religi ke Gereja Tertua di Yogyakarta
  3. Menelusuri Gereja Santo Fransiskus Xaverius, Gereja Bersejarah di Yogyakarta
  4. Yuk Wisata ke Gereja Gothic Sayidan, Yogyakarta
  5. Wisata Religi di Masjid Kauman Yogyakarta
#Taman Budaya Yogyakarta #Seniman #Seni Tari
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan