SAMPAH satelit yang berada di orbit Bumi sangat banyak. Yang ditakutkan oleh manusia adalah kemungkinan memasuki Bumi dan menimpa pemukiman di bawahnya.
Ketakutan itu tentu saja beralasan, satelit yang ukurannya besar tentu potensi besar membuat kematian. Namun ilmuwan mengatakan bahwa kemungkinan sampah satelit membunuh manusia hanya 10 persen, demikian tulis Mirror.
Baca Juga:
Buku Manual Game PlayStation 2 Dilestarikan dengan Resolusi 4K

Ilmuwan mengatakan bahwa sebenarnya setiap menit pecahan-pencahan satelit itu memasuki atmosfer Bumi. Tetap saja hal ini mengkhawatirkan. Bila pecahan-pecahan kecil kerap memasuki atmosfer, bagaimana dengan bagian-bagian yang besar? Tentunya memiliki potensi kematian?
Sebenarnya bukan hanya pecahan satelit saja yang memasuki atmosfer, residu komet pun menyusup ke atmosfer. Menurut para pakar pecahan atau partikel angkasa luar itu memasuki Bumi dengan jumlah mecengangkan, 40 ribu ton per tahun.
Kabarnya sampah-sampah satelit yang ada di orbit Bumi itu mencapai jumlah sekitar 3 ribu satelit. Dari jumlah itu ternyata potensi ancamannya sangat kecil, dalam artian tidak sampai membunuh manusia.
Jumlah sampah yang ada di orbit akan terus bertambah. Apalagi dalam beberapa tahun ini banyak kegiatan peluncuran roket, satelit dan sejenisnya lebih banyak dari dekade sebelumnya. Tentunya potensi bencana menjadi lebih besar.
Penelitian yang dimuat di jurnal Nature Astronomy yang dilansir di Mirror, para pakar melakukan pengamatan terhadap partikel-partikel angkasa luar yang memasuki Bumi. Seperti mereka mengamati bagian-bagian roket yang berhubungan dengan peluncuran roket dan satelit.
Baca Juga:
Pengguna iPhone dan Android harus Waspadai Aplikasi Pencuri Data

Mereka membuat perhitungan matematika yang matang pada orbit dan jalur yang akan diambil oleh bagian-bagian roket yang terbuang. Perhitungan mereka itu dapat memperkirakan dimana bagian-bagian rongsokan angkasa luar itu jatuh di Bumi.
Meskipun sampah-sampah angkasa luar ini jatuh ke Bumi dalam berukuran kecil, namun tetap memiliki potensi bahaya yang besar. Hanya saja para pakar tetap menganggapnya hanya berpotensi kecil dapat menyebabkan kematian.
Mereka juga mengatakan bahwa besar kemungkinan sampah-sampah itu hanya jatuh di Bumi bagian selatan. Penelitian yang mereka lakukan, menyebutkan bahwa bagian-bagian dari roket itu jatuh di kawasan sekitar Lagos di Nigeria, Jakarta di Indonesia, atau Dhaka di Bangladesh, bukan di Moscow, Beijing atau New York. Namun tetap saja pakar menyebutkan hanya 10 persen berpotensi menimbulkan kematian. Titik area jatuhnya pun hanya sekitar 10 meter persegi.
Untungnya dengan perkembangan teknologi saat ini meminimalkan potensi bencana. Meskipun biayanya sangat mahal. Seperti bahan bakar (energi) yang dipakai pada rongsokan-rongsokan ini langsung habis tidak ada cadangannya. Lalu satelit yang sudha memasuki masa pensiun akan diarahkan mendekati atmosfer Bumi. Dengan demikian akan terbakar di atmosfer ketimbang langsung menghujam ke Bumi. (psr)
Baca Juga: