Otomotif

Sambut Era Mobil Listrik, Mitsubishi, Nissan, dan Renault Perkuat Aliansi

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 29 Januari 2022
Sambut Era Mobil Listrik, Mitsubishi, Nissan, dan Renault Perkuat Aliansi
Renault Group, Nissan Motor, dan Mitsubishi Motors Corporation, sepakat untuk memperkuat aliansi (foto: pixabay/joenomias)

JAJARAN produsen mobil ternama, Renault Group, Nissan Motor, dan Mitsubishi Motors Corporation, sepakat memperkuat aliansi dengan merumuskan rencana dan aktivitas ke depan, khususnya dalam menyambut era mobil listrik.

Aliansi itu menetapkan rencana tahun 2030 pada kendaraan listrik murni, mobilitas cerdas saling terhubung, dan berbagi invetasi untuk keuntungan anggota aliansi serta pelanggannya.

Baca Juga:

Daftar Mobil Listrik Terlaris di Eropa

Renault, Nissan, dan Mitsubishi perkuat aliansi (Foto: Pixabay/pixaline)

Adapun yang perlu digarisbawahi yakni Renault, Nissan, dan Mitsubishi sepakat mengintegrasikan parameter yang menyatukan platform, pabrik, produksi, powertrain, hingga segmen kendaraan. Hal itu diumumkan menurut pernyataan resmi dari ketiga produsen mobil papan atas tersebut.

Contohnya, platform untuk untuk segmen C dan D, akan membawa model dari tiga brand aliansi (Nissan Qashqai dan X-Trail, Mitsubishi Outlander, Renault Austral dan SUV tujuh tempat duduk yang akan datang).

Seperti yang dilansir dari laman Antara, untuk memperkuat proses itu, anggota aliansi akan menngkatkan penggunaan platform umum untuk kedepannya. Kemudian 60 persen yang ada saat ini akan menjadi lebih dari 80 persen dari 90 model gabungan di 2026.

Pada kerjasama tersebut, Mitsubishi Motors akan memperkuat kehadirannya di Eropa dengan dua model baru, seperti New ASX, yang dikembangkan berdasarkan mobil dengan penjualan terbaik Renault. Untuk mobilitas listrik, ketiga brand tersebut sudah mempelopori pasar mobil listrik. Itu terlihat dari catatan sebanyak 10 miliar euro atau sekitar Rp 160 triliun sudah diinvestasikan di bidang elektrifikasi.

Pada pasar utama yakni Eropa, Jepang, AS, dan Tiongkok, 15 pabrik aliansi memproduksi suku cadang, baterai, motor, dan lebih dari satu juta mobil listrik sudah terjual sejauh ini. Selain itu, Aliansi juga berakselerasi dengan total 23 miliar euro atau sekitar Rp369 triliun lebih banyak investasi pada lima tahun kedepan di sektor elektrifikasi, yang mengarah pada 35 model mobil listrik baru di tahun 2030.

Baca Juga:

Biaya Mobil Listrik Lebih Irit dari Konvensional, Apa Iya?

Nissan akan memimpin inovasi pada bidang teknologi baterai (Foto: Pixabay/dayronv)

Aliansi bekerja dengan sejumlah mitra bersama, guna mencapai skala nyata dan keterjangkauan, dan memungkinkan untuk mengurangi biaya baterai sebesar 50 persen pada tahun 2026 dan 65 persen pada tahun 2028. Karena adanya pendekatan tersebut, maka pada tahun 2030 aliansi akan memiliki total kapasitas produksi baterai 220 GWh untuk mobil listrik di seluruh lokasi produksi utama dunia.

Disamping itu, aliansi juga berbagi visi yang sama dalam teknologi baterai all-solid-state (ASSB). Berdasarkan keahlian mendalam dan pengalaman dalam teknologi baterai, Nissan memimpin inovasi pada bidang ini, yang akan bermanfaat bagi seluruh anggota aliansi.

ASSB memiliki kepadatan energi dua kali lipat dibanding baterai lithium-ion cair saat ini. Untuk waktu pengisian dayanya, pun akan sangat berkurang hingga sepertiga. Dengan begitu, memungkinkan pelanggan melakukan perjalanan yang lebih lama dengan peningkatan tersebut. Tentunya pelanggan juga akan mendapat kenyamanan, kepercayaan diri dan kenikmatan.

Dengan adanya platform serta elektronik bersama, di tahun 2026 anggota aliansi berharap memiliki lebih dari 10 juta kendaraan dengan 45 model aliansi yang dilengkapi sistem mengemudi otonom. (Ryn)

Baca Juga:

Subaru Hadirkan Mobil Listrik Global Pertama di 2022

#Otomotif #Mobil Listrik #Mitsubishi #Nissan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan