Sakit Kepala saat Kembali Ngantor? Mungkin Anda Kena Post Holiday Blues

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 05 Januari 2018
Sakit Kepala saat Kembali Ngantor? Mungkin Anda Kena Post Holiday Blues
Ilustrasi. (Foto:pixabay)

LIBURAN memang menyenangkan. Pasalnya, di saat itu Anda bisa rileks dan terlepas dari beban kerja. Namun, liburan pun punya batas waktu kan?

Ketika masa liburan habis, Anda pun harus siap kembali ke kantor dengan segala rutinitas yang ada.

Beberapa di antara Anda mungkin mengalami sakit kepala, insomnia, gelisah, bahkan tegang saat akan memulai aktivitas setelah liburan yang panjang. Hal itu biasa disebut dengan post holiday blues.

Post holiday blues merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Yang menjadi penyebab Anda merasa murung, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.

Biasanya sindrom itu hanya bertahan di minggu awal setelah liburan. Gangguan emosional ini amat mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Tak mengherankan jika banyak dari Anda yang merasakan murung atau bahkan depresi setelah liburan.

Dikutip dari The New Daily, Dr Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Fransisco, mengatakan saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat otak. Seburuk apa pun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk.

Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.

Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Hal itu terhitung sebagai normalisasi pascaliburan.

Namun, dalam kondisi tertentu, post holiday blues dapat bertahan dalam waktu yang lama. Jika sudah demikian, saatnya Anda mencari pertolongan klinis, ya.(dwi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan