MerahPutih.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sekaligus mantan Preiden RI, mengungkapkan rasa senang dan puasnya. Tiga kepala daerah jagoannya, Kota Semarang yang dipimpin Walikota Hendrar Prihadi, Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo, dan Kota Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini dinilai berhasil membangun kota.
Mega bangga tiga daerah yang dipimpin oleh kader partainya mendapatkan penghargaan sebagai "Kota Mahasiswa" atau "City Of Intellectual" tepat pada peringatan Hari Pahlawan berdasarkan riset yang dilaksanakan oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas
Megapun membandingkan kondisi tiga kota tersebut dengan DKI Jakarta. Presiden Kelima RI ini mengatakan, Jakarta seharusnya bisa menjadi "city of intellect", namun disayangkan Jakarta saat ini amburadul.
Baca Juga:
Jakarta Kembali Lakukan Pendataan Warga Fakir Miskin
"Sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," ujarnya.
Mega mengingatkan kembali visi "Kota Mahasiswa" atau City of Intellect yang ditelurkan oleh Bung Karno itu terjadi pada 15 September 1953. Proklamator RI Bung Karno pertama kali menyebutkan "Kota Mahasiswa" saat menandatangani prasasti gedung UNJ tahun 1953.
Visi itu bahkan dipahami hingga pada 2010, masyarakat internasional mengenalnya setelah pertama kali Quacquarelli Symonds (QS) bersama Times Higher Education (THE) mempublikasikan hasil studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa terbaik di dunia pada 2010.
"Hal ini berarti pemikiran Bapak Soekarno 50 tahun lebih maju dibandingkan dengan perkembangan pemikiran internasional saat ini yang baru melakukan pemeringkatan Kota Mahasiswa," kata Megawati.

Mega menyayangkan Kampus UNJ di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori "city of intellect". Padahal, prasasti yang pertama kali menyampaikan visi itu justru berada di sana.
"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau kemana," kata Megawati.
Quacquarelli Symonds menilai satu kota patut disebut sebagai Kota Mahasiswa apabila di kota itu sudah terdapat minimal dua perguruan tinggi bereputasi yang melayani masyarakatnya yang berpenduduk lebih 250 ribu jiwa.
Selain itu, kriteria lainnya adalah kehadiran mahasiswa internasional dengan pertimbangan bahwa kota itu ramah terhadap perbedaan latar belakang budaya, gaya hidup yang toleran, dan inklusif.
Termasuk apakah kota itu aman, tidak ada konflik, nyaman, dan terdapat banyak peluang kerja setelah tamat, dan seterusnya. Lalu aspek keterjangkauan terkait biaya kuliah dan biaya hidup, dan ketersediaan transportasi publik maupun kemudahan bepergian, serta keindahannya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, menghormati dan menghargai komentar apapun mengenai Jakarta. Hal itu ia anggap sebagai obat untuk terus meningkatkan dan memperbaiki kota Jakarta sebagai kota yang maju dan bahagia warganya.
Pemprov DKI Jakarta, kata ia, mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022 yang capaian capaiannya sudah bisa dilihat masyarakat dan melibatkan semua pihak.
"Inilah Kota Jakarta yang kita bangun bersama dengan segala kelebihan dan kekurangannya," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Alasan Jakarta Jadi Ibu Kota Indonesia