MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo membuka KTT ke-23 ASEAN-China. Tiongkok atau China menjadi mitra dialog ASEAN sejak 1996. Pada 2021, ASEAN dan China meningkatkan level hubungan keduanya ke tingkat kemitraan strategis komprehensif.
Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan, Tiongkok dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah mengambil tindakan nyata dalam upaya menjaga stabilitas kawasan di tengah berbagai tantangan yang ada.
Baca Juga:
Agenda Presiden Jokowi di Hari Kedua KTT ASEAN
Kerja sama Tiongkok dan ASEAN harus tetap kokoh dan terus melaju meski menghadapi banyak tantangan.
"Kita mencari titik temu seraya mengesampingkan perbedaan dan menangani perbedaan pendapat dengan baik melalui dialog," katanya.
Li menyebut, upaya bersama ini tercermin dalam empat bidang. Pertama, komitmen untuk memperlakukan satu sama lain dengan tulus dan rasa saling percaya terlepas dari perkembangan situasi global yang tengah terjadi.
Kedua, saling membantu dan secara konsisten memperdalam kerja sama praktis pada bidang keamanan tradisional dan nontradisional, termasuk saat menghadapi tantangan COVID-19.
Ketiga, kedua pihak berkomitmen untuk bekerja sama yang saling menguntungkan, termasuk menjaga pasar tetap terbuka satu sama lain.
Li menyebut volume perdagangan dua arah pada tahun lalu mencapai lebih dari USD 170 miliar ( Rp2.601 triliun), meningkat dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.
Keempat, Tiongkok dan ASEAN telah mendorong kerja sama baru dalam mengatasi perubahan iklim, perlindungan lingkungan, transisi energi, dan pengentasan kemiskinan melalui kerja sama pembangunan berkelanjutan ASEAN-China, yang telah dilakukan dalam dua tahun terakhir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hubungan ASEAN-Tiongkok dapat menghasilkan kerja sama konkret jika ada rasa saling percaya satu sama lain.
"Kepercayaan dan kerja sama konkret inilah yang dapat menjadi kekuatan positif bagi stabilitas dan perdamaian kawasan,” katanya.
Indonesia, yang menjadi Ketua ASEAN 2023, berinisiatif mempercepat proses perundingan pedoman tata perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan yang disengketakan.
Pedoman percepatan itu telah diadopsi dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dan Ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Jakarta pada 13 Juli, dan rencananya akan disahkan oleh para pemimpin dalam KTT ASEAN-China. (Knu)
Baca Juga:
Myanmar Tidak Diizinkan Memimpin ASEAN pada 2026 Digantikan Filipina