Kesehatan

Saat atau Sehabis Makan, Kapan Waktu Tepat Minum Air?

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 03 Juni 2022
Saat atau Sehabis Makan, Kapan Waktu Tepat Minum Air?

Minum air setelah makan punya banyak manfaat. (foto: pexels-adrienn)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KAMU termasuk penganut minum saat makan atau menenggak air setelah menghabiskan makan? Berbagai pendapat berseliweran mengenai dua kebiasaan tersebut. Ada yang yakin minum saat makan kurang baik, tapi ada juga yang berpendapat cara terbaik ialah minum setelah makanan habis.

Asisten profesor kedokteran di College of Medicine dan Mayo Clinic dr Michael F Picco menganjurkan minum air putih setelah makan. Picco menyebut minum air putih setelah makan membantu pencernaan bekerja dengan baik. Cairan yang masuk setelah makan bisa membantu memecah dan melembutkan makanan sehingga tubuh bisa menyerap zat gizi dengan baik.

BACA JUGA:

Disebut Presiden Jokowi Jadi Pangan Alternatif, ini Manfaat Kesehatan Sorgum

Selain itu, air bisa melembutkan feses sehingga mencegah terjadinya sembelit (susah buang air besar).

Meminum air putih setelah makan bisa membantu kamu mengendalikan nafsu makan juga loh. Minum segelas air setelah makan bisa menciptakan rasa kenyang dan mencegah keinginan mengunyah lebih banyak makanan.

air putih
Air putih membantu melembutkan feses. (foto: pexels-pixabay)

Hal yang sama berlaku jika kamu minum air putih sebelum dan selama makan. Hal itu akan memberikan rasa kenyang dan membantu kamu menjaga asupan kalori tetap rendah.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research pada 2013 menunjukkan meminum air setelah makan sebanyak 500 ml dapat mempercepat metabolisme atau pembakaran energi sebesar 24 kalori.

BACA JUGA:

6 Sayuran yang Mengandung Vitamin E Melimpah

Meski minum air putih setelah makan punya banyak manfaat, dalam satu kondisi tertentu, minum air putih setelah makan tidak disarankan. Seperti halnya minum air putih setelah mengonsumsi makanan pedas. Makanan pedas yang mengandung cabai, lada, paprika, atau merica mengandung senyawa khusus yang disebut capsaisin.

air putih
Dianjurkan, minum susu atau air jeruk setelah mengonsumsi makanan pedas. (foto: pexels-fernanda-latronico)

Ulasan yang diterbitkan dalam Physiology & Behavior pada 2019 menjelaskan capsaisin memiliki molekul nonpolar dan hanya bisa larut dengan molekul serupa lainnya. Di sisi lain, air memiliki molekul polar. Dengan begitu, air tidak memiliki efek pendingin untuk tubuh yang sedang merasakan kepedasan.

Alih-alih minum banyak air untuk menghilangkan sensasi pedas di mulut, kamu sebaiknya minum susu atau minuman yang rasanya asam, seperti jus jeruk atau perasan air lemon. Susu dan minuman yang asam lebih baik untuk menghilangkan rasa pedas yang tersisa di mulut.(dwi)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan