Rusia Uji Coba Peluru Kendali Balistik Antarbenua Sarmat

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 April 2022
Rusia Uji Coba Peluru Kendali Balistik Antarbenua Sarmat
Para prajurit Ukraina duduk di atas kendaraan lapis baja, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di sebuah lokasi tak diketahui di selatan Ukraina, dalam foto yang dirilis pada Selasa (19/4/2

MerahPutih.com - Rusia melakukan manuver dengan unjuk kekuatan uji coba peluru kendali balistik antarbenua Sarmat, yang selama ini dikembangkan Moskow, selama beberapa tahun dan sempat dihentikan. Sarmat ditembakkan dari Plesetsk di Rusia barat laut dan mengenai target-targetnya di Semenanjung Kamchatka, yang berjarak hampir 6.000 kilometer dari lokasi peluncuran.

"Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan mekanis tercanggih dan mampu mengalahkan semua jenis pertahanan modern antirudal. Di dunia tidak ada yang sama dengan ini dan untuk waktu lama tidak akan ada," kata Presiden Vladimir Putin seraya menegaskan senjata ini akan membuat musuh-musuh Rusia berhenti dan berpikir.

Baca Juga:

Perang Ukraina-Rusia Beralih ke Sisi Timur

Di televisi, Putin terlihat diberi pengarahan oleh militer bahwa rudal yang sudah lama dinantikan tersebut.

"Senjata yang betul-betul sangat unik ini akan memperkuat kemampuan tempur angkatan bersenjata kita, memastikan Rusia aman dari ancaman asing serta akan membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum mengancam negara kita."

Ketika mengumumkan pengerahan pasukan ke Ukraina delapan pekan lalu, Putin menyebut-nyebut soal kekuatan nuklir Rusia dan memperingatkan AS serta sekutunya, apa pun tindakan yang akan menghalangi pergerakan Rusia akan menimbulkan akibat yang tidak pernah dirasakan.

Seorang tentara Ukraina berjalan di depan sebuah pesawat kargo Antonov An-225 Kriya, pesawat terbesar di dunia, yang dihancurkan oleh pasukan Rusia saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjur, di sebuah lapangan udara di pemukiman Hostomel, Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). REUTERS/Gleb Garanich/rwa/cfo (REUTERS/GLEB GARANICH)
Caption

Jelang dua bulan perang di Ukraina, Rusia dikabarkan belum berhasil menguasai kota-kota besar sejak mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Dikitip Antara, Kementerian Pertahanan Rusia pun, telah mengusulkan agar kerabat tentara yang gugur di Ukraina harus mengajukan kompensasi ke pihak militer dan bukan ke pejabat sipil. Kemhan berupaya untuk memberlakukan tingkat kerahasiaan ekstra tentang kerugian akibat perang.

Rusia mengelompokkan kematian di kalangan militer sebagai rahasia negara bahkan di masa damai. Moskow belum memperbarui angka kematian resmi di Ukraina selama hampir empat pekan. (*)

Baca Juga:

Boikot Beberapa Menteri Keuangan di Pertemuan G20 Pada Rusia Telah Dimulai

#Breaking #Rusia #Ukraina #Perang #Senjata Nuklir
Bagikan
Bagikan