MerahPutih.com - Ukraina menyerukan pembicaraan damai yang komprehensif dengan Moskow, seraya mengatakan jika perdamaian tidak tercapai, Rusia akan membutuhkan beberapa generasi untuk pulih dari kerugian yang diderita selama perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina selalu menawarkan solusi untuk perdamaian dan menginginkan negosiasi yang bermakna dan jujur tentang perdamaian dan keamanan, tanpa penundaan.
Baca Juga:
Legislator Golkar Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Pengaruhi APBN
"Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya telah tiba untuk pertemuan, saatnya untuk berbicara," katanya dalam pidato video yang dirilis pada Sabtu (19/3).
Ia menegaskan, waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina.
"Jika tidak, kerugian Rusia akan sedemikian besar sehingga Anda perlu beberapa generasi untuk pulih," dikutip dari Antara.
Kedua belah pihak telah terlibat dalam pembicaraan selama berminggu-minggu tanpa ada tanda-tanda terobosan. Ukraina menuduh pasukan Rusia sengaja memblokir pasokan bantuan kemanusiaan ke kota-kota yang diserang.
"Ini adalah taktik yang disengaja. Ini adalah kejahatan perang dan mereka akan menanggapinya, 100 persen," katanya.

Zelenskyy mengatakan, tidak ada informasi tentang berapa banyak orang yang tewas setelah sebuah gedung teater di kota Mariupol, tempat ratusan orang berlindung, diserang pada Rabu. Lebih dari 130 orang telah diselamatkan sejauh ini, katanya.
Sementara itu, Latvia, Estonia dan Lithuania kompak mengusir total 10 diplomat Rusia. Otoritas Lithuania mengusir empat diplomat, sementara Latvia dan Estonia masing-masing mengusir tiga diplomat.
"Semua pengusiran yang tak beralasan terhadap diplomat Rusia akan menemui jawaban yang tepat," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.
Para utusan itu diusir dalam sebuah langkah terkoordinasi "sehubungan dengan tindakan yang bertentangan dengan status diplomatik mereka serta dengan mempertimbangkan agresi Rusia yang tengah berlangsung di Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics di akun Twitter.
Sedangkan Lithuania beralasan, pengusiran itu dilakukan sebagai bentuk "solidaritas terhadap Ukraina." (*)
Baca Juga:
Terjebak 22 Hari dalam Perang Rusia-Ukraina, 9 WNI Berhasil Dievakuasi