MerahPutih.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (7/7), ditutup melemah 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 14.999 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, Selasa (6/7), Rp 14.994 per USD.
Rupiah sempat mencapai titik pelemahan tertinggi hingga Rp 15.039 per USD. Di perdagangan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia rupihan melemah ke posisi Rp 15.015 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 14.990 per USD.
Baca Juga:
Peredaran Uang Kartal dan Tabungan Rupiah Yang Dapat Ditarik Sewaktu-waktu Naik
Sementara itu, Dolar AS menguat dan menekan mata uang utama dan harga komoditas yang tengah turun. Pengutan dolar dan pelemahan rupiah ini, dampak kenaikan suku bunga The Fed yang berpeluang sangat agresif yang akan dibacakan pada Kamis (7/7).
Rencana Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell untuk meningkatkan tingkat suku bunga acuan sebagai upaya menekan inflasi diutarakan pada pertemuan diskusi panel bersama Presiden European Central Bank (ECB) dan Gubernur Bank of England (BoE) pada pekan lalu.
Dolar AS telah mengalami rally sejak November tahun lalu karena ekspektasi kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed, yang baru saja mulai memenuhi harapan pasar.
Kenaikan dolar AS didukung oleh pasar obligasi yang memberikan peringatan bahwa ekonomi mungkin akan jatuh atau sudah jatuh ke dalam resesi, dan hal itu telah memicu investor untuk memborong aset aman dolar.
"Dolar AS catat penguatan di tengah sikap optimistis pelaku pasar terhadap kebijakan moneter The Fed," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (6/7). (Asp)
Baca Juga:
Menkeu Klaim Indonesia Punya Ratusan Triliun Rupiah untuk Pemulihan Ekonomi