ROSE Mystica, seorang penyanyi, penulis lagu, dan pemain harpa, merilis debut single-nya yang berjudul Loved. Karya musik bergenre kontemporer ini adalah curahan hati Rose yang terinspirasi dari meninggalnya seorang teman dekat yang mengalami depresi namun tidak tertangani dengan baik. Pengalaman ini mengilhami Rose untuk merilis Loved pada tanggal 10 September, sesuai dengan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia.
“Situasi yang saat itu membuat saya terpukul sekali. Sedih, miris, dan marah. Saya menangis berhari-hari dan rasa kehilangan itu tidak hilang berbulan-bulan. Saya merasa kehilangan teman, merasa saya yang seharusnya bisa membantu lebih banyak. Dan kondisi ini membuat saya sadar bahwa ternyata di saat dia berjuang itu, dia tidak banyak mendapat support,” kenang Rose, musisi yang juga pendiri dari Ensiklomusika Music School Jakarta dan Bali.
Rose juga menyadari bahwa orang lain yang berjuang melawan depresi sangat membutuhkan dukungan dari orang terdekat. Dukungan itu sangat penting perannya dalam membaut keadaan seseorang yang depresi menjadi lebih baik.
Baca juga:
Indonesia Juga Punya Musisi Lo-Fi, 3 Diantaranya Punya Musik Paling 'Chill'
“Dari situ saya merasa punya PR untuk membantu menghapus stigma ini, sekecil apa pun impact-nya,” kata Rose.
Sejak itu, Rose merangkai lagi Loved dalam bahasa Inggris, untuk menyampaikan sebuah pesan penting kepada orang-orang yang sedang berjuang melawan depresi seluas-luasnya. Ia membuat sebuah aransemen musik yang diharap bisa menyampaikan pesan ini, dimulai dari kunci minor dan secara bertahap bergerak ke arah mayor di bagian chorus.
Perubahan tangga nada ini menunjukkan cahaya di ujung jalan; sebuah kelegaan yang dicari dan dinantikan para penderita masalah psikologis.
“Loved diakhiri dengan kalimat ‘You are loved’ - atau ‘Kamu dicintai’, berulang-ulang di bawah kunci mayor. Saya berharap para pendengar lagu ini terinspirasi dan terus ingat bahwa mereka berharga,” ujar Rose.
Baca juga:
Kemenparekraf Ajak Musisi Berkarya dengan Inspirasi Budaya Indonesia

Rose juga menonjolkan pentingnya pesan-pesan yang tersirat dari variasi warna suara dalam lagu ini melalui sentuhan alat musik yang berbeda. Ia menambahkan timbre yang kaya melalui orkestra, perkusi, dan synthesizer, untuk menekankan emosi di lagu ini. Rose ingin rilisan karya ini menjadi salah satu caranya menghapus stigma mengenai mental illness dan meningkatkan awareness tentang pentingnya kesehatan mental, self-love, dan support system.
Rose juga ingin para pendengarnya untuk membuka hati terhadap sesamanya yang mengalami tantangan mental, dan mendukung mereka untuk mencari bantuan saat membutuhkan. (and)
Baca juga:
Lewat Musik, Tujuh Musisi Indonesia Gaungkan Optimisme di Tengah Pandemi