Merahputih.com - Pengamat Politik Rocky Gerung menilai Moeldoko tidak mengkudeta Partai Demokrat. Menurut Rocky, justru Moeldoko mengkudeta demokrasi.
“Sebetulnya Moeldoko enggak mengkudeta Partai Demokrat dia justru mengkudeta demokrasi,” kata Rocky dalam sebuah diskusi yang ditayangkan di kanal YouTube Realita TV yang dikutip Kamis (12/3).
Baca Juga:
Penggagas KLB Demokrat Menyesal Pernah Dukung SBY Jadi Ketum
Menurut dia Moeldoko dengan sengaja membatalkan demokrasi. Caranya, dengan melangkahi aturan formil demokrasi itu sendiri.
“Jadi kadangkala kita mau mencari keterangan pembenar dengan pernyataan bahwa ‘SBY juga begini, SBY juga begitu’ itu yang dikembangkan di publik,” kata Rocky.
Menurut Rocky, aturan formil saja diterabas oleh Moeldoko, apalagi aturan etik. “Bahkan lebih jauh lagi dia bagian dari kekuasaan, lain soal kalau Moeldoko tukang pisang goreng tiba-tiba masuk partai Demokrat punya kecerdasan lalu bujuk-bujuk orang yasudah itu semacam kenakalan,” katanya.

Bahkan, kata Rocky, sebuah harian Australia menyebut bahwa dengan adanya tindakan Moeldoko ini Indonesia seakan semakin dekat sebagai negara satu partai penguasa.
“Artinya seluruh dunia menganggap Indonesia sudah dalam gerak menuju otoritarianism,” katanya.
Sebelumnya, Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko ditetapkan Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021 - 2026 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang dihelat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3).
Baca Juga:
Bantah Pernyataan Kubu Moeldoko, Kemenkumham Akui Belum Terima Dokumen Hasil KLB Demokrat
Dalam KLB ini, peserta KLB yang hadir mengusulkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie sebagai calon Ketum Demokrat.
Berdasarkan voting cepat, Moeldoko lebih banyak didukung daripada Marzuki sehingga diputuskan secara langsung Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021 - 2026 hasil Kongres Luar Biasa. (Knu)