Robi Navicula Gaungkan Pentingnya Pengelolaan Sampah Plastik

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 16 September 2021
Robi Navicula Gaungkan Pentingnya Pengelolaan Sampah Plastik
Robi Navicula soroti banyaknya sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik (Foto: instagram @robinavicula)

AKTIVIS lingkungan hidup sekaligus Musisi, Gede Robi atau yang lebih dikenal dengan Robi Navicula, baru-baru ini menyoroti tentang banyaknya sampah plastik yang tidak terkelola.

Mengutip dari data Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), setiap tahu ada sekitar 8 juta ton sampah plastik se-Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Dari jumlah sebanyak 8 ton tersebut, 3 juta ton bisa dolah, sementara 5 ton tidak terkelola.

Baca Juga:

Tips Membuang Masker dan Sampah Medis Bekas COVID-19

"Ada yang dibuang, ditimbun, dibakar, dan 2,6 juta ton dibuang ke aliran sungai," ujar Robi, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Full Circular Economy, salah satu inisiatif penting untuk menjawab tantangan polusi plastik (Foto: instagram @robinavicula)

Robi menambahkan, apabila produksi dan konsumsi plastik masih terus berlanjut, maka jumlah sampah plastik yang salah kelola di Indonesia akan meningkat dua kali lipat di tahun 2025.

Mengenai hal tersebut, Robi menjelaskan, salah satu inisiatif penting yang bisa dilakukan produsen dan industri dalam menjawab tantangan polusi plastik, yakni praktik Full Circular Economy.

"Produsen dan industri harus berinovasi untuk mencapai 100 persen produk plastik yang bisa didaur ulang," tegas Robi.

Berangkat dari hal tersebut, The Body Shop meluncurkan program 'Bring Back Our Bottles (BBOB) 2.0, yang hadir dengan konsep Full Circular Economy. Tak hanya itu, The Body Shop pun menyediakan refill statio di bawah kampanye #KerenTanpaNyampah.

Baca Juga:

'Sejauh Mata Memandang' Hadirkan Pameran Tentang Darurat Sampah Tekstil

Menurut Suzy Hutomo selaku Executive Chairperson and Owner The Body Shop Indonesia, menjelaskan bahwa kampanye #KerenTanpaNyampah, diharapkan bisa mengurangi 2 juta sampah boto kemasan.

Suzy menjelaskan, bahwa pihaknya kian menyadari untuk mengambil peran aktif dalam menjadi solusi atas isu polusi plastik.

"Kami ingin mengedukasi dan melakukan kolaborasi serta langkah-langkah inovatif untuk mengatasi isu ini dengan menghadirkan refill station dan penyempurnaan program 'Bring Back Our Bottles 2.0'," ujar Suzy.

Lebih lanjut Suzy juga menjelaskan, bahwa program BBOB yang pertama kali diluncurkan di tahun 2008, menjadi pionir untuk program pengembalian bekas kemasan kosmetik di Indonesia.

sejumlah pihak salah satunya The Body Shop mengusung sebuah konsep yang sangat membantu pengelolaan sampah plastik (Foto: pixabay/matthew golop)

Selain itu, The Body Shop pun menjadi penggagas pertama konsep refill station. "Konsumen dapat membeli kemasan botol aluminium yang dapat diisi ulang, sehingga penggunaan kemasan plastik sekali pakai dapat terus dikurangi, dan bisa mendapat produk dengan harga yang lebih ekonomis," tutur Suzy.

Suzy menjelaskan, bahwa sejauh ini The Body Shop sudah menerima 9 juta kemasan kosong dari konsumen untuk di daur ulang.

Lewat penyempurnaan program BBOB 2.0 yang mengusung konsep Full Circular Economy, Suzy mengungkapkan, bahwa hasil daur ulang akan kembali ke tangan konsumen, berupa barang yang dapat digunakan.

Seperti halnya tempat sabun dan pocket mirror. Untuk kedepannya, hasil daur ulang akan dibuat menjadi furniture untuk kepentingan misi sosial. (Ryn)

Baca Juga:

Arsitektur Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Ini Jadi Sorotan di Dunia Maya

#Polusi Udara #Sampah Plastik #Robi Navicula
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan