MENDEKATI perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020, sejumlah tradisi dilakukan masyarakat Tionghoa di Solo, Jawa Tengah, di antaranya ialah upacara Po Oen. Tradisi tolak bala itu dilakukan dengan melepas 999 ikan lele dan 999 burung pipit di depan Klenteng Tien Kok Sie di Jalan RE Martadinata, Solo, Jawa Tengah, Minggu (12/1).
Ketua yayasan Klenteng Tien Kok Sie Sumantri Dana Waluyo mengungkapkan upacara Po Oen digelar sebelum perayaan Tahun Baru Imlek. Upacara Po Oen dilakukan dengan melepas ribuan burung pipit ke alam bebas atau fang sheng.
"Tahun Baru Imlek nanti merupakan Shio Tikus Logam. Ada empat shio yang punya nasib kurang baik (chiong) di tahun tikus ini. Keempat shio tersebut ialah kuda, kambing, ayam dan tikus," ujar Sumantri kepada Merahputih.com.

Agar nasib buruk tersebut tidak berdampak negatif, kata Sumantri, dilakukanlah ritual tolak bala (Po Oen) dengan melepas hewan yang hidup di udara bisa terbang dan binatang yang hidup di air. Dengan melepas dua jenis binatang itu, karma baik diharap bisa dipetik.
"Kalau yang kita lepas hewan ayam nanti ditangkap warga dan dimakan jusru berdampak karma buruk. Itu alasan kami melepas burung dan ikan lele karena hidup di alam bebas di udara dan air," kata dia.

Ia mengatakan semua burung dan ikan lele berasal Klenteng Tien Kok Sie. Selain itu, ada juga dari masyarakat Tionghoa yang ikut upacara tolak bala dengan membawa ikan dan burung pipit dari rumah. "Kami sebelum memulai upacara Po Oen terlebih dulu menggelar doa bersama dipimpin biksu dari Vihara Maha Bodhi Semarang," kata dia.
Sumantri menambahkan, upacara Po Oen ditutup ritual siraman dan potong rambut. Setelah itu, warga Tionghoa menikmati makan bersama di Klenteng Tien Kok Sie.(ism)
Artikel ini merupakan laporan Ismail, reporter dan kontributor Merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.