Ritual Tiwah, Prosesi Pemakaman pada Suku Dayak Ngaju Suku Dayak Ngaju memiliki tradisi pemakaman bernama Tiwah. (news.unair.ac.id/Trubus ID)

KEMATIAN meninggalkan luka dalam di hati, terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. Kematian juga memunculkan pertanyaan. Benarkah ada kehidupan setelah terjadinya kematian? Pertanyaan tersebut sangat penting.

Di berbagai peradaban dunia, kita bisa dengan mudah menemukan adanya konsep tentang hidup sesudah mati. Versinya beragam, namun polanya kurang lebih serupa. Setelah kematian, orang akan memasuki alam berikutnya. Disana, jika ia menjalani hidup yang baik, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan. Jika hidupnya jahat, maka ia harus menjalani hukuman. Inilah pola logis yang cukup universal.

Baca Juga:

Kaparupuhan, Kematian pada Suku Baduy

ngaju
Ritual Tiwah merupakan upacara adat pemakaman yang digelar pada suku Dayak Ngaju. (Pinterest/Yesua hendranata)

Di Indonesia, pada suku Dayak Ngaju terdapat kepercayaan serupa, bahwa ada kehidupan setelah melewati kematian. Ritual Tiwah merupakan upacara adat pemakaman yang digelar untuk seseorang yang sudah meninggal dan dimasukkan dalam Runi atau peti mati.

Tujuan ritual ini, adalah untuk meluruskan perjalanan salumpuk liau menuju lewu tatau dalam konsep kematian Dayak Ngaju. Selain itu, Ritual Tiwah juga diselenggarakan sebagai prosesi membuang yang negatif bagi keluarga yang ditinggalkan.

Masyarakat Dayak Ngaju umumnya menganut kepercayaan lokal yaitu Kaharingan. Bagi mereka, kematian merupakan tahap awal manusia mencapai dunia kekal abadi yaitu dunia roh. Manusia yang sudah meninggal akan berganti wujud menjadi arwah yang mereka sebut dengan nama Liau atau Liaw.

Liaw ini wajib diantarkan ke Lewu Liaw atau atau Lewu Tatau atau dunia arwah dalam proses yang disebut Tiwah. Dengan demikian, Ritual Tiwah merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat Dayak Ngaju baik secara moral maupun sosial.

Baca Juga:

Ritual dan Makna Kematian pada Suku Adat Jawa

ngaju
Liaw yang belum diantarkan melalui Tiwah maka akan tetap di dunia dan tidak bisa ke surga. (Quora)

Masyarakat Dayak Ngaju percaya, liaw yang belum diantarkan melalui Tiwah maka akan tetap di dunia dan tidak bisa ke surga. Ritual Tiwah memiliki makna mendalam bagi masyarakat Suku Dayak Ngaju.

Untuk ritual ini, biasanya mereka akan mempersiapkan Tiwah selama berbulan-bulan sebelum pelaksanaan. Pelaksanaannya pun memerlukan waktu lama, mulai dari tiga hari, tujuh hari, bahkan hingga satu bulan.

Makna dari upacara adat pemakaman yang besar ini adalah, agar keluarga yang ditinggalkan diberikan rasa tenang. Ketenangan itu muncul karena keyakinan keluarga mereka yang telah meninggal sudah diantarkan ke alam arwah melalui Tiwah. Selain itu, prosesi ini juga diharapkan menghindarkan keluarga dari penyakit dan kesialan. (dgs)

Baca Juga:

Brobosan, Tradisi Penghormatan Jenazah pada Budaya Jawa

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Kawasan Kota Tua Braga menuju Smart Village
Travel
Kawasan Kota Tua Braga menuju Smart Village

Bisa menjadi daya tarik wisatawan.

Kuliner Sunda dan Makna Unik di Baliknya
Hiburan & Gaya Hidup
Kuliner Sunda dan Makna Unik di Baliknya

Nama-nama makanannya yang sebenarnya memiliki bunyi-bunyi yang gampang diingat.

Sedap Nikmat Sajian Khas Betawi
Kuliner
Sedap Nikmat Sajian Khas Betawi

Selain kerak telur nan tersohor itu Betawi masih punya sajian andalan yang bisa membuat lidah menari.

Probolinggo Menangi WLC 2022
Travel
Probolinggo Menangi WLC 2022

Probolinggo berhasil mengalahkan 63 kota dari 27 negara di dunia peserta WLC.

Jelang Hari Raya Nyepi, Ogoh-ogoh Hadir di Jalanan Desa Blahbatuh
Tradisi
Jelang Hari Raya Nyepi, Ogoh-ogoh Hadir di Jalanan Desa Blahbatuh

Tidak hanya ogoh-ogoh berukuran besar, tapi juga ada ogoh-ogoh berukuran kecil yang diarak banjar-banjar tersebut.

Bertahan Hidup di Kamp Cideng
Travel
Bertahan Hidup di Kamp Cideng

Makan kadal untuk bertahan hidup di penjara Jepang

Mudik Sekalian Flexing Rest Area Estetik
Travel
Mudik Sekalian Flexing Rest Area Estetik

Rest area tersebut sangat cocok untuk jadi latar belakang foto kamu untuk flexing.

Kembalinya Wisata Kereta Sepur Klutuk Jaladara
Travel
Kembalinya Wisata Kereta Sepur Klutuk Jaladara

Sepur Klutuk Jaladara kembali beroperasi pada 16 Oktober 2021.

Kala Sastrawan Klasik Betawi Bikin Cerita Wayang Jawa
Indonesiaku
Kala Sastrawan Klasik Betawi Bikin Cerita Wayang Jawa

Kejanggalan tersebut akan selalu tampak pada cerita wayang gubahan Muhammad Bakir

Aktivitas Bocah Meriahkan Ramadan
Tradisi
Aktivitas Bocah Meriahkan Ramadan

Di bulan Ramadan bagi anak-anak memiliki tradisi yang tak bisa mereka lewatkan.