Ritual dan Makna Kematian pada Suku Adat Jawa Selametan berasal dari kata slamet atau selamat, acara yang biasa diadakan secara lesehan dengan beberapa sajian. (Wikipedia.org)

SELALU seimbang, ada kehidupan maka akan ada kematian. Itulah kenyataan yang tidak pernah dipisahkan dalam kehidupan. Banyaknya suku di Indonesia maka beragam pula ritual budaya dalam menyambut kematian.

Kematian dalam adat Jawa biasa disebut kesripahan atau lelayu. Pada suku adat Jawa, mereka memiliki berbagai upacara adat untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Mungkin beberapa diataranya kamu tidak asing lagi, karena ritual tersebut masih dilakukan. Apa aja sih? Merah Putih merangkumnya buat kamu, yuk simak.

Pada masyarakat Jawa biasa menggelar selamatan dari mulai hari kematian hingga bertahun-tahun lamanya. Selametan berasal dari kata slamet atau selamat. Acara yang biasa diadakan secara lesehan dan beberapa hidangan yang sengaja dibuat dengan lauk pauk lengkap untuk dimakan bersama setelah doa. Selametan lelayu yang diadakan, diantaranya:

Baca Juga:

Brobosan, Tradisi Penghormatan Jenazah pada Budaya Jawa

tradisi
Adat Jawa memiliki berbagai upacara adat untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal dunia (Instagram@jejaksoeharto)

Ngesur tanah kuburan

Ngesur tanah atau biasa dinamakan dengan surtanah adalah upacara yang dilakukan setelah jenazah dikebumikan. Ngesur berarti menggeser, sehingga upacara ini menyimbolkan arti dari bergesernya kehidupan mendiang ke alam lain.

Surtanah biasa dilakukan dengan persiapan sajian berupa nasi gurih, ingkung, urap cabai merah, kerupuk rambak, kedelai hitam, bawang merah, bunga kenanga, garam halus, dan tumpeng yang dibelah.

Selametan Telung Dina dan Mitung Dina

Upacara telung dina adalah upacara selametan yang dilakukan setelah hari ketiga mendiang meninggal dunia. Ini dimaksudkan sebagai penghormatan kepada arwah orang yang meninggal. Orang Jawa yakin bahwa selama tiga hari pertama arwah masih berada di dalam rumah. Barulah pada hari selanjutnya arwah mulai mencari jalan untuk meninggalkan rumah.

Selanjutnya adalah upacara mitung dina atau tujuh hari. Upacara ini hampir sama dengan sebelumnya, namun dengan disisipi ritual membuka genteng atau jendela sebelum acara dimulai. Hal ini mempunyai arti bahwa dibukanya benda-benda tersebut akan melancarkan arwah untuk meninggalkan rumah.

Baca Juga:

Mengenal Upacara Adat Brokohan

tahlilan
Ilustrasi tahlilan. (Pemkab Blora)

Peringatan Matangpuluh Dina dan Nyatus

Matangpuluh dina atau empat puluh hari memiliki arti arwah mendiang akan berjalan keluar dari sekitar rumah untuk kembali kepada Sang Pencipta. Biasanya acara selametan ini sebagai malam puncak atas dilakukannya doa tahlil yang berturut selama tujuh malam. Malam penutupan acara biasa dilakukan dengan ahli waris memberikan bancakan atau makanan seperti nasi berserta lauk pauk yang dikemas dalam besek.

Selanjutnya ada nyatus. Acara ini dimaksudkan untuk menyempurnakan hal-hal yang bersifat badan wadhag. Konon, selama di alam kubur, arwah masih sering datang ke keluarga di rumah sehingga perlu dilakukan doa untuk menyempurnakan. Ubarampe pada acara ini biasanya ada jajanan pasar seperti pisang,ketan, dan kolak.

Mendhak Sepisan, Pindho dan Nyewu

Mendak sepisan adalah upacara selamatan yang dilakukan setelah setahun kematian mendiang. Tujuannya untuk mengingatkan kembali jika keluarga telah ditinggalkan oleh mendiang selama satu tahun.

Mendhak pindho adalah selamatan yang dilaksanakan pada tahun kedua. Tujuannya untuk menyempurnakan semua kulit dan darah. Karena pada tahun kedua, jenazah sudah hancur lebur dan meninggalkan tulang belulang saja.

Terakhir, ada Nyewu. Berasal dari kata dalam Bahasa Jawa yakni sewu atau seribu, nyewu bermakna seribu hari setelah meninggalnya mendiang. Menurut kepercayaan orang Jawa, saat nyewu, arwah nggak akan kembali menengok keluarganya lagi. Selamatan ini juga menandai sebagai puncak acara tahunan yang digelar untuk mendoakan roh mendiang yang sudah meninggal.

Selama semua acara berlangsung, orang-orang Jawa muslim biasa membacakan doa tahlil. Semua ini dipimpin oleh kiai atau ulama setempat. Khusus untuk tahlilan seperti ini, nggak ada undangan sebagaimana hajatan lainnya. Siapa pun boleh datang untuk mendoakan mendiang. (dgs)

Baca Juga:

Makna Warna Merah saat Perayaan Imlek

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Kain Tenun Goyor Ciri Khas Suku Tengger
Tradisi
Kain Tenun Goyor Ciri Khas Suku Tengger

produk kerajinan tradisional Indonesia yang bahannya tidak kaku dan terkesan jatuh.

Perayaan Hadirnya Kehidupan Baru dalam Tradisi Mamoholi
Tradisi
Perayaan Hadirnya Kehidupan Baru dalam Tradisi Mamoholi

Masyarakat adat Toba melakukan penyambutan kelahiran bayi dalam tradisi mamoholi.

Mengenal Brand Legenda dari Bandung
Travel
Mengenal Brand Legenda dari Bandung

Selama 60 tahun menghadirkan kualitas terbaik.

Merayakan HUT Jakarta Bersama Grup Sinar Norray di Galeri Indonesia Kaya
Indonesiaku
Merayakan HUT Jakarta Bersama Grup Sinar Norray di Galeri Indonesia Kaya

Galeri Indonesia Kaya sajikan pertunjukan lenong Betawi.

Sambut HUT RI, Babah Ramu Hadirkan Menu ‘Sate Nusa Soto Bangsa’
Kuliner
Sambut HUT RI, Babah Ramu Hadirkan Menu ‘Sate Nusa Soto Bangsa’

Soto dan sate yang dipilih pun dari daerah yang punya banyak variasi soto dan satenya.

Makna Logo Peringatan ke-77 Bandung Lautan Api Kota Bandung
Travel
Makna Logo Peringatan ke-77 Bandung Lautan Api Kota Bandung

Peringatan Bandung Lautan Api mengusung tema Membangun Semangat Kebersamaan dalam Merekatkan Persatuan dan Kesatuan.

Nataru, KAI Commuter Tambah Enam Perjalanan Commuter Yogya-Solo-Palur
Travel
Nataru, KAI Commuter Tambah Enam Perjalanan Commuter Yogya-Solo-Palur

Sejumlah persiapan-persiapan telah kami lakukan, KAI Commuter, untuk mendukung mobilitas masyarakat.

Flexing Sekaligus Tingkatkan Kesehatan Mental di Tempat Tropis
Fun
Flexing Sekaligus Tingkatkan Kesehatan Mental di Tempat Tropis

Menghabiskan waktu di tempat tropis selain bisa flexing kesehatan mentalmu juga terjaga.

 Serba-Serbi Tradisi Lebaran di Indonesia
Tradisi
Serba-Serbi Tradisi Lebaran di Indonesia

Selain berkumpul bersama keluarga, ada sederet tradisi lain yang hidup di Indonesia selama Lebaran

Google Doodle Merayakan Tempe Mendoan
Kuliner
Google Doodle Merayakan Tempe Mendoan

Tempe mendoan merupakan salah satu kuliner khas Indonesia.