Parenting

Risiko Menjadi Single Parent

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Maret 2021
Risiko Menjadi Single Parent
Sulitnya menghadapi perceraian ketika sudah memiliki anak. (Foto: Pixabay/geralt)

SETIAP pasangan suami istri pastinya tidak pernah bermimpi untuk bepisah. Orangtua akan semakin sulit menghadapi perpisahan jika sudah ada kehadiran si buah hati.

Perceraian dapat memberikan dampak yang besar bagi kondisi psikologis anak. Namun, karena satu dan lain hal, seringkali perceraian merupakan jalan keluar terbaik demi kebaikan bersama.

Melansir dari daddysdigest, membesarkan anak dalam keluarga yang utuh saja tidak mudah. Apalagi jika orangtua sudah bercerai. Baik ibu dan ayah harus mengisi perannya masing-masing secara berjauhan tergantung dengan siapa anak tinggal. Berbagai tantangan pun bermunculan, apa saja?

Baca juga:

Komunikasi Memperkuat Hubungan Ayah-Anak

1. Peran ganda

Risiko Menjadi Single Parent
Melakukan peran ganda dalam mengurus anak. (Foto: Pixabay/Prawny)

Mau tidak mau orangtua yang memegang hak asuh anak harus melakukan peran ganda. Apalagi jika keputusan untuk tidak menikah lagi sudah bulat. Peran ayah dan ibu sangat dibutuhkan oleh anak secara seimbang.

Kehilangan salah satu figur pasti akan memengaruhi kondisi psikis anak. Menjadi single parent berarti berani mengambil risiko untuk menjadi ayah sekaligus ibu bagi sang buah hati.

2. Kesepian

Risiko Menjadi Single Parent
Merasa kesepian sepanjang waktu. (Foto: Pixabay/Irasonja)

Tidak ada lagi sosok yang bisa diajak untuk berbagi suka dan duka bersama. Padahal sejatinya manusia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Kamu harus siap dan menerima kenyataan bahwa untuk beberapa waktu kamu akan ditemani dengan rasa sepi.

Baca juga:

Parents, Bentuk Mental Juara pada Anak dengan Pola Asuh Tepat

3. Tidak ada me-time

Risiko Menjadi Single Parent
Tidak ada waktu untuk diri sendiri. (Foto_ Pixabay_ pisauikan)

Karena sibuk melakukan peran ganda demi tumbuh kembang anak, kamu pasti tidak bisa menyempatkan waktu untuk me-time. Satu-satunya jalan keluar terbaik adalah melakukan me-time dengan sang buah hati.

Kamu bisa mengajaknya menonton bioskop bersama, dinner di restoran, atau sekadar jalan-jalan saja di mall. Mumpung anak belum dewasa dan sering berpergian dengan temannya.

4. Merasa bersalah

Risiko Menjadi Single Parent
Merasa bersalah kepada anak. (Foto_ Pixabay_ StockSnap)

Perasaan bersalah biasanya menghantui para single parent. Merasa gagal karena tidak bisa memenuhi apa yang dibutuhkan anak wajar saja, apalagi baik kamu dan si mantan memang terdesak keadaan.

Yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi situasi ini adalah lebih mendekatkan diri kepada anak. Jangan ragu untuk bertanya bagaimana perasaannya dan apa yang bisa kamu lakukan untuk menyenangkan hatinya. (mar)

Baca juga:

asdada

#Parenting #Ilmu Parenting #Single Parent #Anak #Suami Sitri #Orangtua Tunggal
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.
Bagikan