MerahPutih.com - Pemerintah Jawa Barat memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh wilayah Jabar, sedang dievaluasi mengingat naiknya kasus COVID-19 di sejumlah daerah.
"Omicron lagi naik maka mayoritas PTM sedang dievaluasi," ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Kang Emil di Bandung, Jumat (4/2).
Baca Juga:
Kata Wagub Soal Usulan Anies Hentikan PTM 100 Persen Tak Dikabulkan Pusat
Ridwan mengatakan, Pemprov Jabar tidak gegabah dan selalu mengambil keputusan dengan terukur berdasarkan data.
Pihaknya, kata Kang Emil, memerintahkan setiap kabupaten/ kota untuk mengkaji PTM di daerahnya masing-masing, terutama memantau penularan di lingkungan sekolah.
Seperti di Kota Bogor yang sudah diizinkan menghentikan PTM sementara waktu karena penularan cukup tinggi.
"Sebagian sudah ditunda sambil menunggu perkembangan kasus karena kita ngambil keputusan itu selalu terukur berdasarkan data," katanya.

Saat ini, lonjakan kasus COVID-19 masih didominasi di wilayah aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya yang masih menjadi episentrum. Oleh karena itu, penanganan akan lebih difokuskan di wilayah tersebut.
"Itu berulang-ulang, dari dulu COVID-19 ngumpulnya di situ," ujarnya.
Maka kemungkinan besar, kata Ridwan Kami, perubahan kebijakan akan terjadi di wilayah Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung Raya, termasuk keputusan PTM di sekolah.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor, menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah di tujuh wilayah dengan kasus COVID-19 tertinggi.
"Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, kepala satuan pendidikan agar melaksanakan sterilisasi di lingkungan satuan pendidikan," kata Kepala Disdik Kabupaten Bogor Juanda Dimansyah.
Aturan penghentian PTM secara terbatas itu berlaku efektif mulai 2-8 Februari 2022. Penghentian PTM tersebut berlaku pada jenjang pendidikan TK/PAUD, SD, dan SMP di Kecamatan Cibinong, Citeureup, Gunungputri, Bojonggede, dan Gunung Sindur. (Imanha/ Jawa Barat)
Baca Juga:
Menag Minta Kanwil Awasi PTM di Daerah Level 2