Pesona Indonesia

Ribuan Warga Ponorogo Berebut Berkah dalam Prosesi Grebeg Suro

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 11 September 2018
Ribuan Warga Ponorogo Berebut Berkah dalam Prosesi Grebeg Suro
Suasana Grebeg Suro di Ponorogo (MP/Budi Lentera)

MerahPutih.Com - Panas matahari yang menyengat kota Ponorogo, Jawa Timur tidak menyurutkan ribuan warga untuk mengikuti prosesi Grebeg Suro. Ribuan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tumplek bleg di sepanjang jalan Pringggitan menuju pendopo alun-alun Ponorogo.

Maklum, pegelaran grebeg suro ini digelar hanya setahun sekali, saat menjelang tahun baru Islam, atau yang tenar disebut Suroan.

Saat tiga pusaka keramat diarak dan melewati rute, warga langsung berdesakan. Dan kemudian berebut jajanan ringan yang dibagikan para muspida Ponorogo dari atas kereta kencana.

Kereta dalam Grebeg Suro
Warga menyerbu kereta kencana dalam Grebeg Suro di Ponorogo (MP/Budi Lentera)

Ada yang terdesak, ada yang digendong dan terjatuh. Tapi mereka senang, begitulah yang terjadi sepanjang Senin (10/9) siang hingga malam kemarin.

Jajanan seharga seribu rupiah itu memang bukan tujuan utama. Melainkan berkahnya. Masyarakat Ponorogo meyakini, siapa yang mendapat jajanan, maka akan mendekat berkah. Sebab, jajanan itu dibagikan bersamaan 3 pusaka keramat yang diarak sepanjang 11 KM.

Warga menyerbu berkah dalam Grebeg Suro
Warga menyerbu berkah dalam Grebeg Suro di Ponorogo (MP/Budi Lentera)

Untuk diketahui bahwa tiga pusaka yang diarak sejak kemarin malam hingga sore hari ini, merupakan wujud sebagai napak tilas sejarah ibukota Ponorogo.

Ketiga pusaka itu adalah pusaka Tombak Tunggul Naga, Songsong Tunggul Wulung dan Angking Cinde Puspita. Dulu, tiga pusaka dipergunakan Betoro Katong untuk mempertahankan wilayah Ponorogo dari serangan musuh.

"Kalau puncak rangkaian acara ini, tepat pada 1 Muharram nanti, yaitu hari Selasa, 11 September, akan digelar tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel, yang biasanya juga disaksikan oleh ribuan wisatawan," kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni.

Bupati Bojonegoro Ipong Muchlissoni
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni (MP/Budi Lentera)

Selain arak arakan tiga pusaka, warga juga disuguhkan dengan atraksi jarantik yang megandalkan tarian pecut yang datang dari pelosok daerah di tanah air dan nenampilkan macam-macam atraksi. Suara gamelan dan aroma bunga tujuh rupa, menambah suasana semakin heboh dan menegangkan.

Grebeg Suro di Ponorogo dianggap sebagai pesta rakyat. Sejak jaman dulu, gerebeg suro selalu ramai karena ada tradisi melakukan keluar rumah, entah 'Ndangdutan', beribadah, nongkrong atau apa saja, yang penting keluar dari rumah.

Kirab Grebeg Suro
Peserta kirab Grebeg Suro di Ponorogo (MP/Budi Lentera)

"Yang tirakat, ya melakukan tirakat. Yang suka ngopi, ya ngopi di luar. Pokoknya keluar rumah." kata Ipong.

Namun, pada 25 tahun silam, tradisi keluar rumah diformalkan dalam bentuk prosesi kirab pusaka, dan diikuti berbagai rangkian, misalkan pembacaan Alquran selama 15 hari, hingga bedol pusaka.

Bagi warga setempat suroan adalah acara yang ditunggu-tunggu. Tak ayal, suroan labih ramai ketimbang Idul Fitri.

Warga Ponorogo memenuli jalan Pringgitan hingga alun-alun
Prosesi Grebeg Suro di Ponorogo, Jawa Timur (MP/Budi Lentera)

"Kalau suroan tahun baru Islam, itu lebih ramai. Tradisinya, harus keluar rumah. Kalau dulu ya terserah apa yang dilakukan. Kalau sekarang keramaiannya terpusat di alun alun."singkat Mbah Wardoyo, salah satu sesepuh setempat.(*)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Budi Lentera, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Badan Geologi Ungkap Penyebab Lubang Misterius di Sukabumi

#Pesona Indonesia #Malam 1 Suro #Bupati Ponorogo
Bagikan
Bagikan