INDUSTRI musik Indonesia tengah bangkit dari tidur karena pandemi. Melihat momen tersebut, aplikasi streaming musik sosial Indonesia, Resso menyelenggarakan 'Breakfast with Resso' (BwR) yang mempertemukan para pemangku kepentingan industri musik untuk membahas femomena festival musik tengah berlangsung.
Seperti yang kita tahu, beberapa bulan ke belakang, Indonesia tengah merasakan ledakan festival musik di hampir seitap minggunya. Jelang akhir tahun ini saja, terhitung lebih dari 50 festival musik atau konser yang berjalan.
Baca juga: Bagaimana Peluang Berkarier di Industri Musik Digital?

Menurut berita pers diterima merahputih.com, BwR yang diadakan setiap tiga bulan mengumpulkan wawasan dan pendapat dari para pemangku kepentingan festival musik, di antaranya Rizki Handayani Mustafa, Bagus Utama, Cholil Muhmud, Kiki Aulia Ucup, Nerizza Darmayo, Matthew Tanaya, dan Gembira Agam yang dimoderasi oleh Wendi Putranto sebagai pengamat industri musik.
Dalam BwR, para peserta sepakat bahwa kebangkitan festival musik memang merupakan euforia setelah pandemi, tetapi harus ada langkah-langkah yang diambil untuk mempertahankan popularitas festival musik ke depannya.
"Tahun ini, orang-orang masih seperti 'buka puasa' dan antusias sekali mengikuti banyak festival. Tahun depan, mungkin kita harus mempertimbangkan untuk mengkurasi atau menyortir festival, termasuk mengatur jarak antar festival, sehingga bisa diadakan sepanjang tahun," ucap Kiki Aulia Ucup.
Hal ini juga relevan dengan upaya pemulihan ekonomi masyarakat, mengingat acara musik memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi banyak orang. Tidak hanya di industri musik, tetapi juga bagi semua pihak yang terlibat seperti Usaha Kecil & Menengah, penjual makanan dan minuman, transportasi, akomodasi, dan bisnis lain di sekitarnya.
Baca juga:
Sambut Hari Kemerdekaan Musisi Lintas Generasi Aransemen Ulang ‘Zamrud Khatulistiwa’
Lihat postingan ini di Instagram
Satu hal yang mendapat perhatian penuh peserta diskusi adalah perlunya standardisasi dan penerapan keamanan dan pengendalian kerumunan dengan baik, untuk memastikan pengalaman menonton konser yang aman dan nyaman.
Diskusi yang diselenggarakan BwR kali ini ditutup dengan beberapa kesimpulan yang menunjukkan optimisme para pelaku industri.
Pertama, ada potensi besar bagi industri musik Indonesia untuk terus berkembang, dan menjadi tuan rumah bagi para penggemar musik dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Potensi-potensi ini juga membuka peluang besar untuk mengembangkan sektor wisata musik, melihat banyaknya peminat musik Indonesia berasal dari negara lain.
Kedua, seiring dengan pertumbuhan festival musik Indonesia, peningkatan standar keamanan juga harus segera dilakukan, sehingga keselamatan bisa menjadi prioritas utama.
Terakhir, ada harapan untuk bisa menyelenggarakan lebih banyak lagi festival dan event musik berskala kecil. Konsep seperti ini dapat meningkatkan regenerasi headliner festival dengan memperkenalkan band-band kecil kepada penonton yang lebih luas. (far)
Baca juga:
Resso Coaching Clinic Bahas Peruntungan Berkarier di Industri Musik