Resmi Diizinkan di Indonesia, Vaksin AstraZeneca Miliki Efek Samping Nyeri Otot hingga Mual

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 09 Maret 2021
Resmi Diizinkan di Indonesia, Vaksin AstraZeneca Miliki Efek Samping Nyeri Otot hingga Mual
Ilustrasi - Botol botol dosis vaksin virus corona baru atau COVID-19 di laboratorium. (ANTARA/Shutterstock)

MerahPutih.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (UEA) untuk vaksin COVID-19 asal Inggris AstraZeneca.

"Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan juga pertimbangan manfaat dan risiko, Badan POM telah menerbitkan penggunaan masa darurat (EUA) pada 22 Februari 2021, dengan nomor EUA2158100143A1," kata Kepala Badan POM Penny Lukito dalam konferensi pers, Selasa (9/3).

Penny mengatakan, vaksin ini dikemas dalam dus berisi 10 file, dan volume masing-masing 5 ml. Masing-masing file untuk 10 dosis vaksin.

Baca Juga:

1.113.600 Dosis Jadi Vaksin COVID-19 Astrazeneca Tiba di Indonesia

Ia menyampaikan, pemberian izin penggunaan darurat ini setelah melihat data kualitas mutu dan efikasi vaksin yang dipublikasi oleh beberapa negara, khususnya negara Eropa.

"Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan pertimbangan manfaat dan risikonya, maka BPOM menerbitkan persetujuan emergency use authorization pada tanggal 22 Februari yang lalu," ucap Penny.

Penny menuturkan, berdasarkan data yang diterima BPOM, efek samping dari vaksin AstraZeneca rendah hingga sedang. Efek samping rendah seperti rasa nyeri di lokasi penyuntikan (nyeri lokal), kemerahan, gatal, dan pembengkakan.

Karyawan berjalan di dekat "envirotainer" berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/3/2021) malam. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca bagian awal dari batch pertama skema kerja sama global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) COVAX Facility tiba di Bio Farma yang selanjutnya akan diproses dan didistribusikan guna mempercepat target vaksinasi yang merata ke seluruh penduduk Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Karyawan berjalan di dekat "envirotainer" berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/3/2021) malam. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca bagian awal dari batch pertama skema kerja sama global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) COVAX Facility tiba di Bio Farma yang selanjutnya akan diproses dan didistribusikan guna mempercepat target vaksinasi yang merata ke seluruh penduduk Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)

Sedangkan efek samping sedang dari vaksin buatan Inggris itu adalah kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, mual, demam, dan muntah.

Dari hasil evaluasi, vaksin AstraZeneca dapat merangsang pembentukan antibodi baik populasi dewasa atau lansia.

"Pembentukan antibodi terhadap dewasa usia 18-60 tahun peningkatan antibodi sebanyak 32 kali. Sedangkan lansia di atas 65 tahun 21 kali," ujarnya.

Baca Juga:

WHO Keluarkan Izin Darurat Vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford

Penny juga menjelaskan efikasi (kemanjuran) vaksin 62,1 persen.

Efikasi itu dihitung 15 hari setelah suntikan kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan yang diberikan pada penerima vaksin.

"Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi menerima emergency yang ditetapkan oleh WHO minimal 50 persen," kata Penny.

AstraZeneca mendarat di Indonesia pada Senin sore 8 Maret 2021 lalu. Vaksin tersebut hadir dengan jumlah sekitar 1,1 juta dosis berbentuk bahan jadi. (Knu)

Baca Juga:

Indonesia Bakal Dapat Puluhan Juta Vaksin COVID-19 AstraZeneca



#Vaksin Covid-19 #COVID-19
Bagikan
Bagikan