Resensi Novel: "Kemolekan Landak", Pertarungan Kelas Sosial Prancis dalam Apartemen

Asty TCAsty TC - Jumat, 28 Juli 2017
Resensi Novel:

Novel "Kemolekan Landak" merupakan terjemahan novel Prancis "L'Elegance du Herisson" (Foto: LiveLife)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENGANGKAT tema filsafat, buku "Kemolekan Landak" bercerita tentang kesadaran kelas sosial dalam masyarakat Prancis dengan sejumlah konflik pribadi di dalamnya. Novel ini merupakan terjemahan dari "L'Elegance du Herisson" karya penulis Prancis, Muriel Barbery. Menjadi international best-seller di Italia, Jerman, Spanyol, dan Korea Selatan, novel ini juga mendapat apresiasi dari para kritikus sastra dan berbagai penghargaan, seperti Prix des Libraries 2007.

Dalam karya sastra kontemporer ini, Barbery memperlihatkan pertarungan kelas sosial di Prancis tidak secara umum, dengan lingkup gedung apartemen. Renee, penjaga gedung apartemen mewah di Paris, menjadi tokoh utama dalam novel ini. Meskipun tampak tidak berpendidikan dan penampilannya tidak menarik, namun ternyata ia seorang intelektual penikmat seni dan budaya. Ia sengaja menampilkan kesan tersebut di mata para penghuni.

Kesenjangan sosial antara Renee dan para keluarga borjuis penghuni apartemen tersebut sangatlah jauh. Hampir semua penghuni memiliki posisi tertinggi di Prancis, seperti penasihat negara, bangsawan, dan diplomat.

Beberapa lantai di atas kamar Renee, tinggallah Paloma Josse, gadis berusia 12 tahun. Tidak suka dengan masa depan borjuis yang telah ditakdirkan dalam keluarganya, ia berencana bunuh diri pada usianya yang ke-13. Meski masih kecil, mulut Paloma cukup pedas. Ia sering menyindir ayah, ibu, dan kakaknya, yang dianggapnya "kaum borjuis hampa".

Pada suatu titik, Renee dan Paloma bertemu. Mereka mendominasi sebagian besar kisah novel "Kemolekan Landak" sebelum seorang lelaki Jepang bernama Ozu muncul dan mengambil bagian dalam cerita.

Pola pikir kaum terdidik dan termasuk dalam kalangan atas Prancis dapat dengan mudah dipahami dalam buku ini. Namun, unsur elitis itu pulalah yang menjadi kelemahan karya yang telah diadaptasi dalam film "Le Herisson" (2009) oleh penulis skenario Mona Achache ini.

novel kemolekan landak
Novel "Kemolekan Landak" karya Muriel Barbery bisa Anda dapatkan dengan harga normal Rp 75 ribu (Sumber: Gramedia)

Opini

Jean Couteau

Jean Couteau, pria kelahiran Prancis yang menjadi kolumnis sekaligus salah satu penerjemah novel ini, memberi penuturannya. Menurutnya, lapisan masyarakat Prancis yang dianggap unggul adalah mereka yang tampil cerdas dan berpengetahuan. Demikian halnya novel ini, yang sepanjang isinya seolah-olah menguji pengetahuan pembaca.

"Sebagai orang yang berpuluh tahun bekerja dan menikmati karya seni budaya, saya bahkan tidak pernah mendengar tentang seorang pelukis Belanda abad 17 yang disebut dalam novel ini. Itu sesuatu yang memukau sekaligus menjengkelkan," ujar Jean.

Ia menilai novel ini sebagai sarkasme. Barbery menunjukkan kehampaan hidup kaum borjuis di Prancis. Di sisi lain, ia menabrakkannya dengan intelektualitas kaum jelata yang tidak hanya pintar dalam pengetahuan, tetapi juga rasa dan seni.

Eka Kurniawan

Novelis Indonesia, Eka Kurniawan, justru melihat humor dalam karakter Renee. Tokoh ini tidak hanya menyukai hal-hal "elit" seperti filsafat dan lukisan, tetapi juga budaya pop seperti film-film blockbuster.

"Problemnya adalah dia tidak mau orang-orang tahu kalau seleranya bagus. Karena, dalam tatanan sosial di apartemen tersebut, Renee hanya penjaga gedung yang stereotipnya tidak mengerti apa-apa. Padahal, secara intelektual dia jauh lebih superior daripada para penghuni apartemen itu," kata penulis buku "Lelaki Harimau" ini.

Eka menganggap novel tersebut sebagai jawaban atas pandangan bahwa karya sastra kontemporer Prancis nyaris tidak berkembang. Sebabnya, para penulis Prancis dibebani hal-hal berat seperti telaah filosofis, sehingga mereka tidak lagi menulis untuk masyarakat awam, melainkan para kritikus. (*)

Sumber: ANTARA

Baca artikel ulasan lainnya di sini: Ulasan Film: "Spider-Man: Homecoming".

#Buku Novel #Prancis
Bagikan
Ditulis Oleh

Asty TC

orang Jawa bersuara alto

Berita Terkait

Dunia
Prabowo Pimpin Delegasi RI Standing Ovation saat Prancis Akui Palestina di PBB
Apresiasi sama diberikan hampir seluruh delegasi peserta KTT
Wisnu Cipto - Selasa, 23 September 2025
Prabowo Pimpin Delegasi RI Standing Ovation saat Prancis Akui Palestina di PBB
Dunia
Prancis Resmi Akui Negara Palestina, Tegaskan tak Ada Pembenaran untuk Perang di Gaza
Belgia, Luksemburg, Malta, Andorra, dan San Marino akan mengakui Negara Palestina, setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal mengumumkan pengakuan pada Minggu lalu.
Dwi Astarini - Selasa, 23 September 2025
Prancis Resmi Akui Negara Palestina, Tegaskan tak Ada Pembenaran untuk Perang di Gaza
Dunia
Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 473 orang telah ditahan, dengan 80.000 polisi dikerahkan di seluruh negeri, termasuk 6.000 di Paris.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
 Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Dunia
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Lecornu, 39, termasuk salah satu favorit untuk menggantikan posisi tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Dunia
Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’
Pihak berwenang mengecam tindakan ini, menyebutnya penghinaan terhadap umat Islam.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’
Lifestyle
Penuh Kengerian, Siaran Live Terakhir Streamer Prancis Jean Pormanove sebelum Meninggal
Dalam siaran terakhir Pormanove, sebuah penghitung di layar menunjukkan mereka telah mengumpulkan sekitar 36.000 euro (Rp 682 juta) dari siaran yang berlangsung berhari-hari.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Penuh Kengerian, Siaran Live Terakhir Streamer Prancis Jean Pormanove sebelum Meninggal
Lifestyle
Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Polisi Prancis kini menyelidiki kematian streamer 46 tahun itu.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
 Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Dunia
Prancis Kasi Peringatan, Bencana Menunggu jika Israel Duduki Gaza
Prancis menegaskan dukungan mereka terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Prancis Kasi Peringatan, Bencana Menunggu jika Israel Duduki Gaza
Dunia
Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Kebakaran telah meluas hingga lebih dari 13.000 hektare.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
 Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Indonesia
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Hak veto dimiliki lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 Juli 2025
Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Bagikan