Rempah Nusantara, Primadona Bangsa-Bangsa

Ana AmaliaAna Amalia - Minggu, 27 November 2016
Rempah Nusantara, Primadona Bangsa-Bangsa
Foto:MP/Noer Ardiansyah

MerahPutih Budaya - Sejarah mencatat, salah satu alasan bangsa kolonial seperti Portugis menuju Asia Tenggara, bil khusus Nusantara (Indonesia) adalah upaya bangsa kolonial untuk menguasai pasar Eropa akan kebutuhan rempah-rempah.

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453 membawa pengaruh besar bagi hubungan dagang antara Timur-Barat, antara Asia dan Eropa. Hubungan dagang tersebut awalnya berpusat di Laut Tengah, di mana Konstantinopel berperan sebagai bandar transito.

Dengan jatuhnya bandar itu ke tangan Turki, maka hubungan dagang Asia-Eropa, khususnya perdagangan rempah-rempah yang berasal dari Nusantara, terputus. Pada mulanya, pedagang-pedagang Eropa, khususnya Portugis, banyak mengambil keuntungan dari perdagangan ini dengan berperan sebagai pedagang perantara. Barang-barang dagangan diangkut dari Konstantinopel ke Lisabon, yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa.

Akhirnya, putusnya hubungan tersebut mendorong orang-orang Portugis untuk mencari jalan sendiri ke daerah penghasil rempah-rempah di Timur (Nusantara) untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

"Pengetahuan bangsa-bangsa Eropa tentang rempah-rempah Nusantara itu sebenarnya sudah sejak dahulu, sebelum negara Portugis dan Spanyol punya teknologi untuk eksplorasi pelayaran. Bahkan, melalui interaksi para pedagang dan pergaulan musafir Tiongkok, Mongol, dan sebagainya," ucap Hokky Situngkir selaku Founder Sobat Budaya kepada MerahPutih.com, Ahad (27/11).

Bahkan selain musafir, Hokky juga menyebutkan dalam kitab-kitab suci sudah menjelaskan bahwa pada masa nabi-nabi telah bercerita tentang rempah-rempah di Asia.

"Dan kita juga mendengar pelaut-pelaut Bugis yang berlayar sampai jauh di masa-masa dahulu," pungkasnya.

Meski demikian, Hokky juga menjelaskan, untuk rempah-rempah sendiri ada beberapa negara lainnya yang boleh dikatakan sebagai penghasil terbaik selain Nusantara.

Terlebih, kata Hokky, rempah unggulan Nusantara yang banyak pula berasal dari luar.

"Secara geografis, Afrika dan Amerika Selatan masih merupakan bagian dari ekuator (garis khatulistiwa) dengan dua musim. Bahkan, banyak asal muasal rempah unggulan Indonesia awalnya justru dari luar Nusantara. Namun, sangat baik saat dibudidayakan di Nusantara," kata Hokky.

Karena itu, Hokky mengajak masyarakat luas dan juga pemerintah untuk menjaga kekayaan warisan budaya tradisi terkait rempah-rempah yang sudah dikenal sejak dulu.

"Mari sama-sama lestarikan dan tangani kekayaan warisan budaya tradisi kita dengan menjadikan rempah-rempah sebagai hidangan kita yang memberi inspirasi bagi dunia. Pemerintah perlu melindungi sejengkal tanah dan setiap bibit warisan budaya tradisional yang sangat penting ini," harapnya. (Ard)

BACA JUGA:

  1. Malam Puncak Sewindu Tangsel Dibuka dengan Tradisi Palang Pintu
  2. Kabupaten Tangerang Induk Semangnya Kota Tangerang dan Tangsel
  3. Pertunjukan Silat Meriahkan Lebaran Betawi Tangsel 2016
  4. Cantiknya Airin Rachmi Diany di Lebaran Betawi Tangsel 2016
  5. Anak-anak di Lebaran Betawi Tangsel 2016
#Sejarah Indonesia #Rempah-Rempah
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me
Bagikan