‘Raya and the Last Dragon’ Rajai Box Office Selama 3 Pekan
FILM animasi terbaru garapan Disney, Raya and the Last Dragon menjadi film yang ramai diperbincangkan karena menampilkan keragaman budaya di Asia Tenggara. Film ini berhasil mempertahankan posisi di puncak box office selama tiga pekan berturut-turut.
Mengutip laman The Hollywood Reporter, pekan ini, Raya and the Last Dragon mendapat US$5,2 juta atau sekitar Rp74,9 miliar meski angka tersebut turun 5%. Saat ini, total pendapatan yang diperoleh mencapai US$23,4 juta atau sekitar Rp337 miliar dan secara global meraup US$71,2 juta atau sekitar Rp1 triliun.
Disney bukan satu-satunya studio yang mengalami penurunan tipis atau bahkan peningkatan. Di tempat lain, chart box office domestik seperti Tom & Jerry turun hanya 7% menjadi US$3,8 juta atau setara Rp54 miliar dan mendapat US$77,2 juta atau sekitar Rp1,1 triliun secara global. Film keluarga tersebut juga menempati urutan kedua di box office.
Baca juga:
Selain itu, drama dewasa terbaru Benedict Cumberbatch, The Courier, berada pada urutan kedua dengan pendapatan US$2 juta atau sekitar Rp28,8 miliar pekan ini. Chaos Walking menempati posisi keempat dengan US$1,9 juta atau sekitar Rp27,4 miliar.
Raya and the Last Dragon fokus pada petualangan Raya (Kelly Marie Tran) yang mencari Sisu (Awkwafina), sang naga terakhir. Para penonton akan dibawa ke dunia fantasi fiksi bernama Kumandra, tempat manusia dan naga hidup berdampingan. Namun, semuanya berubah ketika kekuatan jahat bernama Druun mengancam negeri itu dan membuat naga mengorbankan diri mereka untuk menyelamatkan manusia.
Baca juga:
Raya and the Last Dragon, Cerminkan Mitos Budaya Asia Tenggara Lewat Animasi
Pengenalan film dibuka dengan sejarah Kumandra, negara yang dulunya adalah kesatuan tetapi karena kejahatan orang-orang, Druun dilepaskan dan mengubah jalan mereka menjadi patung. Sisu, sang naga terakhir, kemudian berhasil menyelamatkan umat manusia. Namun, sayangnya tidak dapat menghentikan orang-orang yang selamat untuk terpecah menjadi lima suku, yakni Fang, Heart, Spine, Tail, dan Talon.
Di sepanjang perjalanannya, Raya belajar bahwa untuk menyelamatkan dunia, hal yang dibutuhkan bukan hanya seekor naga, tapi juga kepercayaan dan kerjasama. Di sini, persahabatan dipertaruhkan dan kerjasama berpotensi mengembalikan Kumandra yang dulu.
Budaya Indonesia pun tidak luput dari perhatian para kru. Misalnya saja topi caping yang dikenakan Raya, pedang meliuk seperti keris, musik gamelan, wayang, hingga tradisi membatik tulis menggunakan canting dan malam. (and)
Baca juga:
Bangga, Anggun Ikut Jadi Pengisi Suara di ‘Raya and the Last Dragon’