PARENTING melibatkan dua belah pihak: ayah dan ibu. Itu perlu dilakukan dengan kompak dan berimbang. Namun bagaimana jika kedua orangtua justru punya gaya parenting yang berbeda? Perbedaan pendapat sesungguhnya hal yang normal dan tidak dapat dihindari. Namun, itu berlanjut hingga memengaruhi cara mendidik anak maka perlu disiasti.
Jurnal Ilmiah tahun 2005 berjudul Correspondence between Maternal and Paternal Parenting Style in Eartly Childhood menemukan bahwa jika orangtua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda, pasangan yang paling dominan cenderung dipandang sebagai sosok yang berwibawa sementara yang lebih santai justru lebih diremehkan. Lebih lanjut penelitian tersebut menemukan bahwa ayah cenderung melihat pasangan mereka lebih otoritatif atau otoriter dari dirinya sendiri. Dengan kata lain, ibu cenderung terlihat lebih berwibawa.
Baca juga:
Memahami gaya pengasuhan dapat memberi tahu banyak tentang reaksimu terhadap anak dan pasangan. Perbedaan pola asuh bisa menjurus pada konflik antara kedua orangtua. Misalnya, mengetahui waktu yang tepat untuk intervensi. Salah satu orangtua berpikir bahwa anak harus diberi peringatan sejak awal sementara yang lainnya membiarkan anaknya mengalami hal tertentu dan menerima konsekuensinya. Di sisi lain, konsekuensi perlu disepakati sebelumnya. Mungkin sulit untuk menyelaraskan pandangan dengan pasangan jika situasi muncul untuk pertama kalinya.
Perbedaan parenting juga dipengaruhi oleh temperamen orangtua yang berbeda. Karena setiap orang berbeda, kemungkinan satu orangtua rentan terhadap reaksi yang berbeda dari yang lain. Jika salah satu orangtua selalu super tenang sementara yang lain langsung meledak, ini dapat menimbulkan perselisihan tidak hanya di antara orangtua, tetapi juga dapat menyebabkan anak bertindak berbeda saat bersama ayahnya atau ibunya.
Belajar mengelola perselisihan dengan lebih baik tidak hanya lebih sehat untuk hubungan dengan pasangan, tetapi juga lebih baik untuk kesehatan mental orangtua dan kesehatan mental anak. Bagaimanakah cara yang tepat?
Tetapkan beberapa aturan dasar

Buatlah kesepakatan dengan pasangan sehubungan dengan perilaku anak. Kedua belah pihak dapat terus membangun aturan dasar berdasarkan situasi yang pernah muncul sebelumnya.
Kompak di hadapan anak

Ketika anak-anak melihat orangtua mereka bertengkar, itu dapat mengubah pandangan mereka tentang bagaimana perselisihan harus dihadapi. Untuk itu, kamu dan pasangan harus memastikan bahwa kamu ada di pihak yang sama saat di depan anak.
Baca juga:
Temukan kesamaan

Meskipun kamu mungkin tidak setuju dalam segala hal, cari kesamaan dan bangun pondasi di atasnya. Jika menurutmu anak harus diberi peringatan sebelum konsekuensi berlaku sementara pasangan ingin anak belajar dari pengalamannya, mungkin kamu dapat sepakat dengan pasangan terlebih dahulu. Kemudian, kamu dapat mendiskusikan jalan tengah yang terbaik.
Konsisten

Dalam memberlakukan aturan, faktor terpenting adalah konsistensi. Pastikan kamu dan pasangan berada di pihak yang sama sehingga menghasilkan pesan yang sama untuk anak.
Bersikaplah terbuka dan jujur

Bersikap terbuka dan jujur dengan pasangan merupakan ide yang bagus. Dalam hal ini, jika kamu memiliki keraguan atau kekhawatiran tentang keputusan pengasuhan, suarakan kepada pasangan dan dengarkan tanggapan mereka. Ini dapat membantu pasangan lebih memahami perspektifmu. (Avia)
Baca juga: